ESRON GOLD

ESRONGOLD

ESRON GOLD

Biaya Rp 1.000.000,.

(Satu Juta  Rupiah)

♡Khusus Member Jalur Umum

Setara Akademik Lulusan D1,D2,D3 Data Foto Wajib

di tampilkan di Album Keanggotaan.

♡Tindakan Avatar Confidential

Dukungan Chat & Telepon Respon Berurut

♡Begini cara kerjanya:

✅Sistem  Keanggotaan

Masa berlaku  keanggotaan  aktif Selama 6 Bulan

✅Perkenalan Dapat Akses Via Online,Kapan saja,dimana saja, Perlu Info Foto karena akan berkenalan  sendiri  &  tidak didampingi

✅BATALKAN KAPAN SAJA

[Anda dapat membatalkan Keanggotaan VIP Anda kapan saja dengan menghubungi Tim Layanan Anggota ESRON di

+62 813 8787 9654]

✅Syarat Ketentuan

▪︎Nomor Handphone  tidak berubah sesuai saat  mendaftar  Member ❗

▪︎Apabila selama 3 bulan tidak aktif dianggap mengundurkan diri

▪︎Administrasi Keanggotaan tidak dapat dikembalikan atau dipindah namakan dengan alasan apa pun & Wajib disetujui Oleh anggota

ESRON PLATINUM

Biaya Rp 1.500.000,.

(Satu Juta Lima ratus rupiah)

♡Khusus Member Jalur Umum

Setara Strata Lulusan S1

Data Foto Wajib di tampilkan di Album Keanggotaan.

♡Tindakan Avatar Confidential

Dukungan Chat & Telepon Respon Berurut

♡Begini cara kerjanya:

✅Sistem  Keanggotaan

Masa berlaku  keanggotaan  aktif Selama 1Tahun

✅Perkenalan Dapat Akses Via Online ,Kapan saja,dimana saja, Perlu Info Foto karena akan berkenalan  sendiri   & tidak didampingi

✅BATALKAN KAPAN SAJA

[Anda dapat membatalkan Keanggotaan VIP Anda kapan saja dengan menghubungi Tim Layanan Anggota ESRON di

+62 813 8787 9654]

✅Syarat Ketentuan

▪︎Nomor Handphone  tidak berubah sesuai saat  mendaftar  Member ❗

▪︎Apabila selama 3 bulan tidak aktif dianggap mengundurkan diri

▪︎Administrasi Keanggotaan tidak dapat dikembalikan atau dipindah namakan dengan alasan apa pun & Wajib disetujui Oleh anggota

ESRON JK

ESRONJK

ESRON JK  JALUR KHUSUS Biaya Rp 5.000.000

(Lima juta Rupiah)

♡Khusus Member Confidential

▪︎Profesional▪︎WiraSwasta,

▪︎Mapan ▪︎Lulusan S1,S2,S3,

▪︎LoA (Letter of Acceptance)

♡Tindakan Avatar Confidential

Dukungan Chat & Telepon Respon Berurut

Data Foto  tidak di tampilkan di Album Keanggotaan ESRON

Begini cara kerjanya:

✅Sistem  Keanggotaan No Limited time.

✅Perkenalan Dapat di Akses Langsung Online

✅Setiap berkenalan  Langsung tatap muka & akan  di dampingi                                              

✅BATALKAN KAPAN SAJA

[Anda dapat membatalkan Keanggotaan JK Anda kapan saja dengan menghubungi Tim Layanan Anggota ESRON di

+62 813 8787 9654]

✅Syarat Ketentuan

▪︎ Nomor Handphone  tidak berubah sesuai saat  mendaftar  Member ❗

▪︎Apabila selama 3 bulan tidak aktif dianggap mengundurkan diri

▪︎Administrasi Keanggotaan tidak dapat dikembalikan atau dipindah namakan dengan alasan apa pun & Wajib disetujui Oleh anggota

ESRON VIP

Biaya Rp 10.000.000,.

(Sepuluh Juta Rupiah)

♡Khusus Member Eksklusif

▪︎Profesional▪︎WiraSwasta,

▪︎Mapan ▪︎Lulusan S1,S2,S3,

▪︎LoA (Letter of Acceptance)

♡Tindakan Avatar Eksklusif

Dukungan Chat & Telepon diprioritaskan

Data Foto  tidak di tampilkan di Album Keanggotaan ESRON

♡Begini cara kerjanya:

✅Sistem  Keanggotaan No Limited time.

✅Perkenalan Dapat Akses Tercepat ,Kapan saja,dimana saja,Tidak Perlu Info Foto karena akan berkenalan  Langsung tatap muka  & didampingi

✅BATALKAN KAPAN SAJA

[Anda dapat membatalkan Keanggotaan VIP Anda kapan saja dengan menghubungi Tim Layanan Anggota ESRON di +62 813 8787 9654]

✅Syarat Ketentuan.          

▪︎Nomor Handphone  tidak berubah sesuai saat  mendaftar  Member ❗ 

▪︎Apabila selama 3 bulan tidak aktif dianggap mengundurkan diri                  
▪︎Administrasi Keanggotaan tidak dapat dikembalikan atau dipindah namakan dengan alasan apa pun & Wajib disetujui Oleh anggota

ESRON SILVER

Biaya Rp 500.000,.

(Lima ratus ribu rupiah)

♡Khusus Member Jalur Umum Setara Sekolah Menengah Atas Lulusan Sekolah Menengah Atas, Setara SMU,MA,MAK,Paket C.

Data Foto Wajib di tampilkan di Album Keanggotaan.

♡Tindakan Avatar Confidential

Dukungan Chat & Telepon Respon Berurut

♡Begini cara kerjanya:

✅Sistem  Keanggotaan

Masa berlaku  keanggotaan  aktif Selama 3 Bulan

✅Perkenalan Dapat Akses Via Online ,Kapan saja,dimana saja, Perlu Info Foto karena akan berkenalan  sendiri   & tidak didampingi

✅BATALKAN KAPAN SAJA

[Anda dapat membatalkan Keanggotaan VIP Anda kapan saja dengan menghubungi Tim Layanan Anggota ESRON di

+62 813 8787 9654]

✅Syarat Ketentuan

▪︎Nomor Handphone  tidak berubah sesuai saat  mendaftar  Member ❗

▪︎Apabila selama 3 bulan tidak aktif dianggap mengundurkan diri

▪︎Administrasi Keanggotaan tidak dapat dikembalikan atau dipindah namakan dengan alasan apa pun & Wajib disetujui Oleh anggota

CARI JODOH

ESRON BIRO JODOH INFO
Dear Mama Mertua
Maaf Lebaran Tahun ini aku gak Kerumah Karena Anak mu belum Menemui ku di ESRON BIRO JODOH
Kalau ingin Segera Aku Ke rumah
Suruhlah anakmu bergabung di ESRON BIRO JODOH
Ku tunggu Pendaftarannya yach‍♀️

Klik Whatsapp dibawah For Joint❗

盧https://wa.me/6285211999370

https://wa.me/62818779370

ESRON DOKUMEN

http://alinesron.blogspot.com/2020/05/form-esron.html

http://alinesron.blogspot.com/2020/05/cara-daftar-member-esron-biro-jodoh_9.html

Lihat postingan ESRON CLub Biro JODOH ini di Google: https://posts.gle/bxxFo

Mohon di Share info ini
Dengan demikian kamu mendapat pahala telah membantu orang yang belum Menikah
Menolong itu gak selalu pake duit
Dengan saling berbagi Info Juga Sudah Menolong 

CARI JODOH❓❗ COWOK TULALIT, NGGAK MASALAH…❗ASAL JANGAN CEWEK YANG TULALIT ❓❗

COWOK TULALIT, NGGAK MASALAH…
ASAL JANGAN CEWEK YANG TULALIT ❓❗

Jangan takut, kalau loe naksir cowok, nice looking,  tampilan mantap, body oke, kantong tajir, cuma agak  tulalit (alias suka nggak nyambung atau lambat dalam melalukan sesuatu pekerjaan).

Lihat postingan ESRON CLub Biro JODOH ini di Google: https://posts.gle/MtNih.

Kalau udah ngebet kawin, ya go show aja. Jangan khawatir ❗
Ada ESRON BIRO JODOH SOLUSI JOMBLO FORMALIN

PENELITIAN MENGUNGKAP❗

Kalau anak loe nanti bakal oon kayak ayahnya. Sepanjang loe sendiri nggak tergolong oon.

⛔  OH NO..

Ini bukan nasihat asal-asalan, tapi hasil penelitian ahli.
Gak percaya,
baca sendiri. Ini artikel yang Penulis  baca  dari Detikhealt❗

“Cari Suami Tak Perlu Pintar, Kecerdasan Anak Turun Dari Ibu”

Faktor genetik adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan seseorang.

Jika Anda ingin mempunyai anak yang cerdas,
Carilah seorang istri yang cerdas, Karena ternyata kecerdasan anak diturunkan dari ibu

Menurut Neurolog sekaligus Kabid Pemeliharaan Peningkatan Intelegensia Kesehatan Depkes RI, Adre Mayza, SpK (K),
Dasar pembentukan intelegensia seseorang dipengaruhi oleh 3 hal yaitu Nutrisi, Stimulasi dan Genetik atau Keturunan.

ANAK CERDAS❓❗
Meski tidak mempengaruhi seutuhnya, namun banyak juga anak yang terlahir cerdas dari orang tua yang cerdas.

“Gen ibu lebih banyak berperan pada kecerdasan anak❗

Kalau anaknya cerdas, biasanya ibunya juga cerdas

Jadi kalau cari suami nggak perlu yang pintar-pintar amat, tapi kalau cari istri kalau bisa yang pintar,”
Ujar Adre dalam acara Optimalisasi Peningkatan Intelegensia Otak di GKBI, Jakarta (10/9/2009)..
Sebenarnya hubungan antara Kecerdasan anak dengan ibunya bisa dilihat secara alamiah ketika ibu baru melahirkan. “Bayi bisa mencari puting susu ibunya sendiri, itu sudah jadi pertanda,” ujar Adre.
Bayi menangis jika mengompol juga bisa jadi pertanda bahwa kecerdaasn ada hubungannya dengan ibu. Hormon oxytocin yang dikeluarkan pada saat ngompol sama dengan hormon yang terdapat pada area kawanitaan ibu. “Itu mengapa jika daerah kewanitaan itu dirangsang, akan muncul perasaan enak dan senang, ” tutur Adre.
Oleh karena itu, memakai pampers biasanya membuat seorang anak tumbuh menjadi egois.

“Bayi yang sering pakai pampers, cenderung memiliki rasa empati yang kurang karena jarang menangis dan bagian otaknya tidak terlatih untuk merasakan empati,” tutur Adre.

Otak setelah lahir memiliki kemampuan berkembang yang cepat. Penglihatan lebih dulu berkembang daripada pendengaran dan separuh perkembangan intelektual seseorang berlangsung di bawah usia 4 tahun.
Adre mengatakan bahwa :
“Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia saat ini ada di urutan ke 109 dari 179 negara

“Artinya sudah miskin, bodoh, sakit, sombong pula,” ujar Adre.

Padahal sebentar lagi Indonesia akan memasuki tantangan Milenium Ke 3 loh  yang merupakan era Competitive Intelligence❗

Oleh karena itu, ibu mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk perkembangan kecerdasan anak.

“Stimulasi janin dengan musik-musik alam, binatang atau musik klasik, perbanyak konsumsi makanan yang mengandung omega 3 dan berikan stimulasi yang tepat ketika sudah lahir untuk menghasilkan anak yang cerdas,” ujar Adre.

Namun meskipun begitu, menurut Prof. Dr. Jalaludin Rahmat, pakar komunikasi dan penulis buku ‘psikologi komunikasi’, faktor genetik atau keturunan bisa dikalahkan oleh faktor lingkungan dan nutrisi.

“Nurture atau lingkungan bisa mengalahkan nature atau warisan biologis jika otak terus distimulasi,” jelas Jalaludin.

Penulis senyum sendiri baca artikel ini. 
Menyadari (dan didukung  pernyataan ahli tersebut) ternyata kecerdikan anakku lebih banyak berasal dariku…hmmm….浪浪浪

ESRON CLub Biro JODOH
Sejak Tahun 2001 s/d Sekarang

[Solusi For Jomblo,Janda,Duda agar dapat bertemu Pasangan yang Tepat,Wajib Daftar Member(Not Free)]

Ingin memberi masukan ❗
Berikan ulasan di profil ESRON Google Advance My Bisnis.
Klik Link dibawah
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️

https://g.page/esronbirojodohindonesia/review?gm

Joint Member Klik Link:
https://wa.me/6285211999370

ESRON BIRO JODOH

ESRON CLUB BIRO JODOH Profesional Terpercaya  SEJAK 2001

https://esronbirojodoh.wordpress.com/esron-biro-jodoh-tujuan-visi-misi/

JL Pulomas Barat XII /Tuparev 23, Rt 004 Rw 009,Kelurahan : Kayu Putih, Kecamatan : Pulogadung, Jakarta Timur,
DKI JAKARTA (13210)
☎️(021)470-5725
0852-1199-9370
0818-77-9370

Pria yang terpesona dengan kecantikan seorang wanita bisa berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan dan menjadikan wanita itu sebagai pasangannya.

Sementara seorang istri yang sangat dicintai suaminya yang setia kepadanya, akan menjadi wanita yang cantik dan mempesona.

Yuk follow us
@esronbirojodoh

Tidak bisa Pernikahan Untuk kegunaan lain, lihat Pernikahan (disambiguasi) . “Menikah” dan “Matrimony” dialihkan ke sini. Untuk kegunaan lain, lihat Menikah (disambiguasi) dan Matrimony (disambiguasi) . Pasangan menikah Jerman kuno Arminius dan Thusnelda terlibat dalam pertemuan romantis. Dibuat pada tahun 1884 oleh Johannes Gehrts , karya seni ini menggambarkan Arminius mengucapkan selamat tinggal kepada istri tercintanya sebelum ia pergi ke medan perang. Pakaian pernikahan kerajaan Swedia dari tahun 1766 di Livrustkammaren di Stockholm Pernikahan Nepal Perkawinan , juga disebut perkawinan atau nikah , adalah persatuan yang diakui secara budaya antara orang-orang, yang disebut pasangan , yang menetapkan hak dan kewajiban di antara mereka, serta di antara mereka dan anak-anak mereka, dan di antara mereka dan mertua mereka . [1] Definisi pernikahan bervariasi di seluruh dunia, tidak hanya antar budaya dan antar agama, tetapi juga sepanjang sejarah budaya dan agama tertentu. Seiring waktu, itu telah berkembang dan juga terbatas dalam hal siapa dan apa yang tercakup. Biasanya, itu adalah institusi di mana hubungan interpersonal, biasanya seksual, diakui atau diberi sanksi. Dalam beberapa budaya, pernikahan direkomendasikan atau dianggap wajib sebelum melakukan aktivitas seksual apa pun . Ketika didefinisikan secara luas, pernikahan dianggap sebagai budaya universal . Upacara pernikahan disebut pernikahan . Individu dapat menikah karena beberapa alasan, termasuk tujuan hukum, sosial, libidinal , emosional, finansial, spiritual , dan keagamaan. Siapa yang mereka nikahi dapat dipengaruhi oleh gender , aturan inses yang ditentukan secara sosial , aturan pernikahan preskriptif , pilihan orang tua dan keinginan individu. Di beberapa daerah di dunia, perjodohan , pernikahan anak , poligami , dan terkadang pernikahan paksa, dapat dipraktikkan sebagai tradisi budaya. Sebaliknya, praktik-praktik semacam itu dapat dilarang dan dihukum di beberapa bagian dunia karena kekhawatiran mengenai pelanggaran hak-hak perempuan, atau pelanggaran hak-hak anak (baik perempuan maupun laki-laki), dan karena hukum internasional. [2] Di seluruh dunia, terutama di negara demokrasi maju, ada kecenderungan umum untuk memastikan persamaan hak bagi wanita dalam pernikahan dan secara hukum mengakui pernikahan antaragama , antar-ras , dan pasangan sesama jenis . Tren ini bertepatan dengan gerakan HAM yang lebih luas . Pernikahan dapat dikenali oleh negara , organisasi , otoritas agama, kelompok suku , komunitas lokal , atau teman sebaya. Ini sering dipandang sebagai kontrak . Ketika pernikahan dilakukan dan dilaksanakan oleh lembaga pemerintah sesuai dengan hukum pernikahan di yurisdiksi, tanpa konten agama, itu adalah pernikahan sipil. Perkawinan sipil mengakui dan menciptakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban intrinsik untuk perkawinan di mata negara. Ketika sebuah pernikahan dilakukan dengan konten keagamaan di bawah naungan lembaga agama, itu adalah pernikahan agama. Perkawinan religius mengakui dan menciptakan hak dan kewajiban yang hakiki bagi pernikahan di mata agama itu. Perkawinan religius dikenal dengan berbagai cara sebagai perkawinan sakramental dalam agama Katolik , nikah dalam Islam , nissuin dalam Yudaisme , dan berbagai nama lain dalam tradisi agama lain, masing-masing dengan kendala mereka sendiri tentang apa yang membentuk, dan siapa yang dapat masuk ke dalam, pernikahan agama yang sah. Beberapa negara tidak mengakui pernikahan agama yang dilakukan secara lokal sendiri, dan membutuhkan pernikahan sipil yang terpisah untuk tujuan resmi. Sebaliknya, pernikahan sipil tidak ada di beberapa negara yang diatur oleh sistem hukum agama , seperti Arab Saudi , di mana pernikahan yang dikontrak di luar negeri mungkin tidak diakui jika mereka dikontrak bertentangan dengan interpretasi Saudi tentang hukum agama Islam . Di negara-negara yang diatur oleh sistem hukum sekuler-agama campuran , seperti Lebanon dan Israel, perkawinan sipil yang dilakukan secara lokal tidak ada di negara tersebut, yang mencegah pernikahan beda agama dan berbagai pernikahan lainnya yang bertentangan dengan hukum agama yang terjadi di negara tersebut; Namun, pernikahan sipil yang dilakukan di luar negeri dapat diakui oleh negara bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum agama. Misalnya, dalam hal pengakuan pernikahan di Israel , ini termasuk pengakuan tidak hanya pernikahan sipil antaragama yang dilakukan di luar negeri, tetapi juga pernikahan sipil sesama jenis di luar negeri. Tindakan pernikahan biasanya menciptakan kewajiban normatif atau hukum antara individu yang terlibat, dan keturunan apa pun yang mungkin mereka hasilkan atau adopsi. Dalam hal pengakuan hukum, sebagian besar negara berdaulat dan yurisdiksi lain membatasi pernikahan untuk pasangan yang berbeda jenis dan semakin sedikit jumlah ini yang memperbolehkan poligini , pernikahan anak , dan pernikahan paksa . Di zaman modern, semakin banyak negara, terutama negara demokrasi maju, telah mencabut larangan, dan telah menetapkan pengakuan hukum untuk, pernikahan antaragama , ras , dan sesama jenispasangan. Di beberapa daerah, perkawinan anak dan poligami dapat terjadi meskipun ada hukum nasional yang menentang praktik tersebut. Sejak akhir abad kedua puluh, perubahan sosial yang besar di negara-negara Barat telah menyebabkan perubahan dalam demografi pernikahan, dengan usia perkawinan pertama meningkat, lebih sedikit orang menikah, banyak pasangan memilih untuk bersama sbg suami istri daripada menikah. Misalnya, jumlah pernikahan di Eropa menurun 30% dari tahun 1975 hingga 2005. [3] Secara historis, di sebagian besar budaya, wanita yang sudah menikah memiliki sangat sedikit hak mereka sendiri, dianggap, bersama dengan anak-anak keluarga, milik suami ; dengan demikian, mereka tidak dapat memiliki atau mewarisi properti, atau mewakili diri mereka secara legal (lihat, misalnya, penutup ). Di Eropa, Amerika Serikat, dan tempat-tempat lain di negara maju , dimulai pada akhir abad ke-19, pernikahan telah mengalami perubahan hukum secara bertahap, yang bertujuan untuk meningkatkan hak-hak istri. Perubahan-perubahan ini termasuk memberikan identitas hukum kepada istri mereka sendiri, menghapuskan hak suami untuk mendisiplinkan istri mereka secara fisik, memberikan hak properti kepada istri, meliberalisasi undang-undang perceraian , memberi istri hak-hak reproduksidari mereka sendiri, dan membutuhkan persetujuan istri ketika hubungan seksual terjadi. Perubahan-perubahan ini terjadi terutama di negara-negara Barat . Pada abad ke-21, masih ada kontroversi mengenai status hukum wanita yang sudah menikah, penerimaan atau keringanan hukum terhadap kekerasan dalam perkawinan (terutama kekerasan seksual), kebiasaan pernikahan tradisional seperti mas kawin dan harga pengantin , pernikahan paksa, usia menikah , dan kriminalisasi perilaku konsensual seperti seks pranikah dan di luar nikah . Etimologi Kata “menikah” atau diperoleh dari bahasa Inggris Tengah mariage , yang pertama kali muncul di 1250-1300 CE . Ini pada gilirannya berasal dari bahasa Prancis Lama , marier (untuk menikah), dan akhirnya bahasa Latin , marītāre , yang berarti menyediakan suami atau istri dan marītāri yang berarti menikah. Kata sifat marīt-us -a, -um yang berarti perkawinan atau perkawinan juga dapat digunakan dalam bentuk maskulin sebagai kata benda untuk “suami” dan dalam bentuk feminin untuk “istri”. [4] Kata terkait “perkawinan” berasal dari kata Prancis Kuno matremoine , yang muncul sekitar 1300 Mdan akhirnya berasal dari bahasa Latin mātrimōnium , yang menggabungkan dua konsep: makna mater ” ibu ” dan akhiran – monium yang menandakan “tindakan, keadaan, atau kondisi”. [5] Definisi Para antropolog telah mengusulkan beberapa definisi perkawinan yang saling bersaing dalam upaya mencakup berbagai praktik perkawinan yang diamati lintas budaya. [6] Bahkan dalam budaya Barat , “definisi pernikahan telah berkembang dari satu ekstrem ke ekstrem dan di mana-mana di antaranya” (seperti yang dikatakan Evan Gerstmann). [7] Hubungan diakui oleh kebiasaan atau hukum Dalam The History of Human Marriage (1891), Edvard Westermarck mendefinisikan pernikahan sebagai “hubungan yang lebih atau kurang tahan lama antara pria dan wanita yang bertahan di luar sekadar tindakan propagasi sampai setelah kelahiran anak-anak.” [8] Dalam Masa Depan Pernikahan di Peradaban Barat (1936), ia menolak definisi sebelumnya, alih-alih mendefinisikan pernikahan sebagai “hubungan satu atau lebih pria dengan satu atau lebih wanita yang diakui oleh adat atau hukum”. [9] Keabsahan keturunan Buku pegangan antropologis, Notes and Queries (1951) mendefinisikan pernikahan sebagai “persatuan antara pria dan wanita sedemikian rupa sehingga anak-anak yang lahir dari wanita tersebut adalah keturunan sah kedua pasangan yang diakui.” [10] Sebagai pengakuan atas praktik yang dilakukan oleh orang – orang Nuer di Sudan yang memungkinkan perempuan bertindak sebagai suami dalam keadaan tertentu ( perkawinan hantu ), Kathleen Gough menyarankan untuk memodifikasi ini menjadi “seorang wanita dan satu atau lebih orang lain.” [11] Dalam analisis pernikahan di kalangan Nayar, sebuah masyarakat polyandrous di India, Gough menemukan bahwa kelompok itu tidak memiliki peran suami dalam pengertian konvensional; bahwa peran kesatuan di barat dibagi antara “ayah sosial” yang bukan residen dari anak-anak perempuan itu, dan kekasihnya yang merupakan penasehat yang sebenarnya. Tak satu pun dari pria-pria ini memiliki hak hukum untuk anak perempuan itu. Hal ini memaksa Gough untuk mengabaikan akses seksual sebagai elemen kunci pernikahan dan untuk mendefinisikannya dalam hal legitimasi keturunan sendiri: pernikahan adalah “hubungan yang dibangun antara seorang wanita dan satu atau lebih orang lain, yang menyediakan anak yang dilahirkan oleh wanita di bawah keadaan yang tidak dilarang oleh aturan hubungan, diberikan hak status kelahiran penuh yang umum bagi anggota normal masyarakatnya atau strata sosialnya. ” [12] Ahli antropologi ekonomi Duran Bell telah mengkritik definisi berbasis legitimasi atas dasar bahwa beberapa masyarakat tidak memerlukan pernikahan untuk legitimasi. Dia berpendapat bahwa definisi pernikahan yang berbasis legitimasi melingkar dalam masyarakat di mana ilegalitas tidak memiliki implikasi hukum atau sosial lain untuk anak selain ibu yang belum menikah. [6] Pengumpulan hak Edmund Leach mengkritik definisi Gough karena terlalu membatasi dalam hal keturunan sah yang diakui dan menyarankan agar pernikahan dilihat dalam berbagai jenis hak yang dilayaninya. Dalam sebuah artikel tahun 1955 di Man , Leach berpendapat bahwa tidak ada definisi pernikahan yang berlaku untuk semua budaya. Dia menawarkan daftar sepuluh hak yang terkait dengan pernikahan, termasuk monopoli seksual dan hak berkenaan dengan anak-anak, dengan hak-hak khusus berbeda di seluruh budaya. Hak-hak itu, menurut Leach, termasuk: “Untuk membentuk ayah yang sah dari anak-anak perempuan. Untuk membentuk ibu yang sah dari anak-anak lelaki. Untuk memberi suami monopoli dalam seksualitas istri. Untuk memberi istri monopoli dalam seksualitas suami. Untuk memberikan hak parsial atau monopolistik kepada suami untuk layanan domestik dan tenaga kerja istri lainnya. Untuk memberikan istri sebagian atau hak monopolistik kepada suami dan layanan tenaga kerja lainnya. Memberi suami sebagian atau seluruh kendali atas properti yang dimiliki atau berpotensi menjadi milik istri. Memberi istri sebagian atau seluruh kendali atas properti yang dimiliki atau berpotensi bertambah pada suami. Untuk membangun dana bersama properti – kemitraan – untuk kepentingan anak-anak pernikahan. Untuk membangun ‘hubungan afinitas’ yang signifikan secara sosial antara suami dan saudara-saudara istrinya. ” [13] Hak akses seksual Dalam sebuah artikel 1997 di Current Anthropology , Duran Bell menggambarkan pernikahan sebagai “hubungan antara satu atau lebih pria (pria atau wanita) dalam beberapa puluh hingga satu atau lebih wanita yang menyediakan hak-hak akses seksual pada pria dalam kelompok domestik dan mengidentifikasi wanita yang memikul kewajiban menyerah pada tuntutan pria spesifik itu. ” Mengacu pada “laki-laki dalam beberapa puluh”, Bell mengacu pada kelompok kerabat perusahaan seperti garis keturunan yang, karena telah membayar harga pengantin, mempertahankan hak dalam keturunan seorang wanita bahkan jika suaminya (anggota garis keturunan) meninggal ( Levirate Marriage ). Mengacu pada “pria (pria atau wanita)”, Bell mengacu pada wanita dalam garis keturunan yang mungkin berdiri sebagai “ayah sosial” dari istri.Anak-anak yang lahir dari kekasih lain. (Lihat Nuer “pernikahan hantu “.) [6] Jenis Artikel utama: Jenis pernikahan Monogami Penggambaran Sumeria kuno tentang pernikahan Inanna dan Dumuzid [14] Artikel utama: Monogami Monogami adalah suatu bentuk perkawinan di mana seorang individu hanya memiliki satu pasangan selama masa hidupnya atau pada satu waktu (serial monogami). Studi perbandingan antropolog Jack Goody tentang perkawinan di seluruh dunia yang memanfaatkan Atlas Etnografi menemukan korelasi kuat antara pertanian bajak intensif, mas kawin dan monogami. Pola ini ditemukan dalam petak luas masyarakat Eurasia dari Jepang ke Irlandia. Mayoritas masyarakat Afrika Sub-Sahara yang mempraktikkan pertanian cangkul yang luas, sebaliknya, menunjukkan korelasi antara ” harga pengantin ” dan poligami. [15] Sebuah studi lebih lanjut menggambar pada Etnografi Atlas menunjukkan korelasi statistik antara peningkatan ukuran masyarakat, kepercayaan pada “dewa-dewa tinggi” untuk mendukung moralitas manusia, dan monogami. [16] Di negara-negara yang tidak mengizinkan poligami, seseorang yang menikah di salah satu negara tersebut seseorang sementara masih menikah secara sah dengan orang lain melakukan kejahatan bigami . Dalam semua kasus, pernikahan kedua dianggap batal secara hukum dan tidak sah. Selain pernikahan kedua dan selanjutnya dibatalkan, bigamist juga bertanggung jawab atas hukuman lain, yang juga bervariasi antara yurisdiksi. Serial monogami Pemerintah yang mendukung monogami memungkinkan perceraian mudah. Di sejumlah negara Barat tingkat perceraian mendekati 50%. Mereka yang menikah kembali melakukannya rata-rata tiga kali. Dengan demikian perceraian dan pernikahan kembali dapat menghasilkan “serial monogami”, yaitu memiliki banyak pernikahan tetapi hanya satu pasangan sah pada suatu waktu. Ini dapat ditafsirkan sebagai bentuk perkawinan jamak, seperti halnya masyarakat yang didominasi oleh keluarga yang dikepalai wanita di Karibia , Mauritius dan Brasil di mana sering terjadi rotasi pasangan yang belum menikah. Secara keseluruhan, ini menyumbang 16 hingga 24% dari kategori “monogami”. [17] Serial monogami menciptakan jenis kerabat baru, “mantan”. “Mantan istri”, misalnya, tetap menjadi bagian aktif dari kehidupan “mantan suaminya” atau “mantan istri”, karena mereka dapat diikat bersama oleh transfer sumber daya (tunjangan, tunjangan anak), atau hak asuh anak bersama . Bob Simpson mencatat bahwa dalam kasus Inggris, serial monogami menciptakan “keluarga besar” – sejumlah rumah tangga terikat dengan cara ini, termasuk anak-anak yang berpindah-pindah (kemungkinan ongkos dapat mencakup mantan istri, mantan saudara ipar, dll, tetapi bukan “mantan anak”). “Keluarga tidak jelas” ini tidak cocok dengan cetakan keluarga inti monogami . Sebagai serangkaian rumah tangga terhubung, mereka menjadi menyerupai model poligini rumah tangga terpisah yang dikelola oleh ibu dengan anak-anak,diikat oleh laki-laki kepada siapa mereka menikah atau bercerai. [18] Poligami Artikel utama: Poligami Poligami adalah pernikahan yang mencakup lebih dari dua pasangan. [19] Ketika seorang pria menikah dengan lebih dari satu istri pada suatu waktu, hubungan itu disebut poligini , dan tidak ada ikatan pernikahan antara para istri; dan ketika seorang wanita menikah dengan lebih dari satu suami pada suatu waktu, itu disebut poliandri , dan tidak ada ikatan pernikahan antara suami. Jika suatu pernikahan mencakup banyak suami atau istri, itu bisa disebut perkawinan kelompok . [19] Sebuah studi genetik molekuler dari keragaman genetik manusia global berpendapat bahwa poligini seksual adalah tipikal dari pola reproduksi manusia hingga beralih ke komunitas pertanian menetap sekitar 10.000 hingga 5.000 tahun yang lalu di Eropa dan Asia, dan yang lebih baru di Afrika dan Amerika. [20] Seperti disebutkan di atas, studi perbandingan antropolog Jack Goody tentang pernikahan di seluruh dunia dengan menggunakan Atlas Etnografi menemukan bahwa mayoritas masyarakat Afrika Sub-Sahara yang mempraktikkan pertanian cangkul yang luas menunjukkan korelasi antara ” harga pengantin ” dan poligami. [15]Sebuah survei sampel lintas-budaya lain telah mengkonfirmasi bahwa tidak adanya bajak adalah satu-satunya prediktor poligami, meskipun faktor-faktor lain seperti tingginya kematian laki-laki dalam peperangan (dalam masyarakat non-negara) dan stres patogen (dalam masyarakat negara) memiliki beberapa dampak. [21] Perkawinan diklasifikasikan menurut jumlah pasangan sah yang dimiliki seseorang. Sufiks “-gamy” merujuk secara khusus pada jumlah pasangan, seperti dalam bi-gamy (dua pasangan, umumnya ilegal di sebagian besar negara), dan poly-gamy (lebih dari satu pasangan). Masyarakat menunjukkan penerimaan poligami yang bervariasi sebagai ideal dan praktik budaya. Menurut Atlas Etnografi , dari 1.231 masyarakat yang dicatat, 186 adalah monogami; 453 memiliki poligini sesekali; 588 memiliki poligini lebih sering; dan 4 memiliki poliandri. [22] Namun, seperti yang ditulis oleh Miriam Zeitzen, toleransi sosial terhadap poligami berbeda dari praktik poligami, karena memerlukan kekayaan untuk membangun banyak rumah tangga untuk banyak istri. Praktik poligami yang sebenarnya dalam masyarakat yang toleran mungkin sebenarnya rendah, dengan sebagian besar calon poligami yang mempraktikkan pernikahan monogami. Melacak terjadinya poligami lebih rumit dalam yurisdiksi di mana telah dilarang, tetapi terus dipraktekkan ( poligami de facto ). [23] Zeitzen juga mencatat bahwa persepsi Barat tentang masyarakat Afrika dan pola perkawinan bias oleh “keprihatinan kontradiktif nostalgia untuk budaya tradisional Afrika versus kritik terhadap poligami yang menindas wanita atau merusak pembangunan.” [23] Poligami telah dikutuk sebagai bentuk pelecehan hak asasi manusia, dengan keprihatinan yang timbul atas pelecehan domestik, pernikahan paksa, dan penelantaran. Sebagian besar negara di dunia, termasuk hampir semua negara maju di dunia, tidak mengizinkan poligami. Ada seruan untuk penghapusan poligami di negara-negara berkembang. Permaduan Artikel utama: Poligini Lihat juga: Selir Poligini biasanya memberi istri status yang sama, meskipun suami mungkin memiliki preferensi pribadi. Salah satu jenis poligini de facto adalah pergundikan , di mana hanya satu wanita mendapatkan hak dan status istri, sementara wanita lain tetap menjadi nyonya rumah resmi. Meskipun suatu masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai poligini, tidak semua pernikahan di dalamnya tentu saja; pernikahan monogami mungkin sebenarnya mendominasi. Fleksibilitas inilah yang oleh Anthropologist Robin Fox menyatakan keberhasilannya sebagai sistem dukungan sosial: “Ini sering berarti – mengingat ketidakseimbangan dalam rasio jenis kelamin, semakin tinggi kematian bayi laki-laki, masa hidup laki-laki yang lebih pendek, hilangnya laki-laki dalam masa perang, dll – yang seringkali perempuan dibiarkan tanpa dukungan keuangan dari suami. Untuk memperbaiki kondisi ini, perempuan harus dibunuh saat lahir, tetap melajang, menjadi pelacur, atau disedot ke dalam perintah keagamaan selibat. Sistem poligini memiliki keuntungan yang mereka dapat berjanji, seperti yang dilakukan orang Mormon, rumah dan keluarga untuk setiap wanita. ” [24] Meskipun demikian, poligini adalah masalah gender yang menawarkan manfaat asimetris pada pria. Dalam beberapa kasus, ada perbedaan usia yang besar (sebanyak satu generasi) antara seorang pria dan istri bungsunya, yang memperparah perbedaan kekuatan antara keduanya. Ketegangan tidak hanya ada di antara gender, tetapi juga di dalam gender; laki-laki senior dan junior bersaing untuk istri, dan istri senior dan junior dalam rumah tangga yang sama dapat mengalami kondisi kehidupan yang sangat berbeda, dan hierarki internal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hubungan istri dengan wanita lain, termasuk istri dan saudara perempuan suami, adalah hubungan yang lebih penting daripada hubungan suami dengan suaminya untuk pencapaian produktif, reproduksi, dan pribadi. [25]Dalam beberapa masyarakat, para istri adalah saudara, biasanya saudara perempuan, suatu praktik yang disebut poligini sororal ; hubungan yang sudah ada sebelumnya antara para istri dianggap mengurangi potensi ketegangan dalam pernikahan. [26] Fox berpendapat bahwa “perbedaan utama antara poligini dan monogami dapat dinyatakan demikian: sementara perkawinan jamak terjadi di kedua sistem, di bawah poligami beberapa serikat pekerja dapat dikenali sebagai perkawinan yang sah sementara di bawah monogami hanya satu dari serikat yang diakui. Namun, sering kali , sulit untuk menggambar garis keras dan cepat di antara keduanya. ” [27] Sebagai poligami di Afrika semakin tunduk pada batasan hukum, bentuk varian de facto (sebagai lawan hukum atau de jure ) sedang dipraktikkan di pusat-pusat kota. Meskipun tidak melibatkan banyak pernikahan formal (sekarang ilegal), pengaturan domestik dan pribadi mengikuti pola poligini lama. Bentuk poligini secara de facto juga ditemukan di bagian lain dunia (termasuk beberapa sekte Mormon dan keluarga Muslim di Amerika Serikat). [28] Di beberapa masyarakat seperti Lovedu Afrika Selatan, atau Nuerdari Sudan, perempuan aristokrat bisa menjadi ‘suami’ perempuan. Dalam kasus Lovedu, suami wanita ini dapat mengambil sejumlah istri poligami. Ini bukan hubungan lesbian, tetapi cara memperluas garis keturunan kerajaan secara sah dengan melampirkan anak-anak istri ke dalamnya. Hubungannya dianggap poligini, bukan poliganda, karena suami perempuan itu sebenarnya mengambil peran politik maskulin dan gender. [26] Kelompok agama memiliki pandangan berbeda tentang legitimasi poligini . Itu diperbolehkan dalam Islam dan Konfusianisme . Yudaisme dan Kekristenan telah menyebutkan praktik-praktik yang melibatkan poligini di masa lalu, namun, penerimaan langsung religius atas praktik-praktik semacam itu tidak ditangani sampai penolakannya dalam pasal-pasal selanjutnya. Mereka secara eksplisit melarang poligini saat ini. Poliandri Artikel utama: Poliandri , Poliandri di Tibet , dan Poliandri di India Poliandri khususnya lebih jarang daripada poligini, meskipun lebih jarang dari angka yang dikutip dalam Etnografi Atlas (1980) yang hanya mendaftar masyarakat polandri yang ditemukan di Pegunungan Himalaya. Studi yang lebih baru telah menemukan 53 masyarakat di luar 28 yang ditemukan di Himalaya yang mempraktikkan poliandri. [29] Ini paling umum di masyarakat egaliter yang ditandai dengan tingginya angka kematian laki-laki atau ketidakhadiran laki-laki. Ini terkait dengan paternitas partable , kepercayaan budaya bahwa seorang anak dapat memiliki lebih dari satu ayah. [30] Penjelasan untuk poliandri di Pegunungan Himalaya terkait dengan kelangkaan lahan; pernikahan semua saudara dalam satu keluarga dengan istri yang sama ( fandernal polyandry ) memungkinkan tanah keluarga tetap utuh dan tidak terbagi. Jika setiap saudara menikah secara terpisah dan memiliki anak, tanah keluarga akan dipecah menjadi plot kecil yang tidak berkelanjutan. Di Eropa, hal ini dicegah melalui praktik sosial pewarisan yang tidak dapat dilanggar (pengabaian sebagian besar saudara kandung, beberapa di antaranya kemudian menjadi biarawan dan imam selibat). [31] Pernikahan jamak Perkawinan kelompok (juga dikenal sebagai perkawinan multi-lateral ) adalah bentuk poligami di mana lebih dari dua orang membentukunit keluarga , dengan semua anggota perkawinan kelompok dianggap menikah dengan semua anggota lain dari perkawinan kelompok, dan semua anggota pernikahan berbagi tanggung jawab orang tua untuk setiap anak yang timbul dari pernikahan tersebut. [32] Tidak ada negara yang secara resmi memaafkan perkawinan kelompok, baik di bawah hukum maupun sebagai perkawinan menurut hukum umum, tetapi secara historis hal itu telah dipraktikkan oleh beberapa budaya Polinesia, Asia, Papua Nugini dan Amerika – serta di beberapa komunitas yang disengaja dan subkultur alternatif sepertiOneida Perfeksionis di negara bagian New York. Dari 250 masyarakat yang dilaporkan oleh antropolog Amerika George Murdock pada tahun 1949, hanya Kaingang dari Brasil yang memiliki perkawinan kelompok apa pun. [33] Pernikahan anak Artikel utama: Pernikahan anak Perkawinan anak adalah perkawinan di mana salah satu atau kedua pasangan berusia di bawah 18 tahun. [34] [35] Ini terkait dengan pertunangan anak dan kehamilan remaja . Pernikahan anak adalah hal yang umum sepanjang sejarah, bahkan hingga tahun 1900-an di Amerika Serikat, di mana pada tahun 1880 M, di negara bagian Delaware , usia untuk menikah adalah 7 tahun. [36] Namun, pada tahun 2017, lebih dari setengah dari 50 Amerika Serikat tidak memiliki usia minimum yang eksplisit untuk menikah dan beberapa negara menetapkan usia serendah 14. [37] Hari ini dikutuk oleh organisasi hak asasi manusia internasional. [38] [39] Perkawinan anak-anak sering diatur antara keluarga calon pengantin, kadang-kadang begitu gadis itu lahir. [38] Namun, pada akhir 1800-an di Inggris dan Amerika Serikat, feminispara aktivis mulai menyerukan agar undang-undang izin yang dinaikkan, yang akhirnya ditangani pada 1920-an, dinaikkan menjadi 16-18. [40] Pernikahan anak juga dapat terjadi dalam konteks penculikan pengantin wanita . [38] Pada tahun 1552 M, John Somerford dan Jane Somerford Brereton keduanya menikah pada usia 3 dan 2, masing-masing. Dua belas tahun kemudian, pada 1564, John mengajukan gugatan cerai. [41] Sementara pernikahan anak diamati untuk anak laki-laki dan perempuan, sebagian besar pasangan anak adalah perempuan. [42] Dalam banyak kasus, hanya satu pasangan menikah adalah seorang anak, biasanya perempuan, karena pentingnya ditempatkan pada keperawanan perempuan . [38] Penyebab perkawinan anak termasuk kemiskinan , harga pengantin , mas kawin , undang-undang yang memungkinkan pernikahan anak, tekanan agama dan sosial , adat istiadat regional, ketakutan untuk tidak menikah, dan ketidakmampuan perempuan untuk bekerja demi uang. Saat ini, pernikahan anak tersebar luas di belahan dunia; menjadi yang paling umum di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara , dengan lebih dari setengah anak perempuan di beberapa negara di wilayah tersebut menikah sebelum 18. [38] Insiden pernikahan anak telah menurun di sebagian besar dunia. Di negara maju, pernikahan anak dilarang atau dibatasi. Anak perempuan yang menikah sebelum 18 tahun berisiko lebih besar menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga , daripada mereka yang menikah kemudian, terutama ketika mereka menikah dengan pria yang jauh lebih tua. [39] Pernikahan sesama jenis dan jenis kelamin ketiga Artikel utama: Pernikahan sesama jenis dan Sejarah serikat sesama jenis Beberapa jenis pernikahan sesama jenis telah didokumentasikan dalam budaya Pribumi dan berbasis garis keturunan. Di Amerika, We’wha ( Zuni ), adalah lhamana (individu pria yang, setidaknya beberapa waktu, berpakaian dan hidup dalam peran yang biasanya diisi oleh wanita dalam budaya itu); seorang seniman yang disegani, We’wha bertugas sebagai utusan Zuni ke Washington, tempat ia bertemu Presiden Grover Cleveland . [43] We’wha memiliki setidaknya satu suami yang secara umum diakui sebagai suami. [44] Sementara itu adalah praktik yang relatif baru untuk memberikan pasangan berjenis kelamin sama bentuk yang sama pengakuan perkawinan legal seperti yang biasanya diberikan kepada pasangan berjenis campuran, ada beberapa riwayat serikat pekerja sesama jenis di seluruh dunia. [45] Hubungan sesama jenis Yunani kuno seperti perkawinan pendamping modern, tidak seperti perkawinan sesama jenis di mana pasangan memiliki sedikit ikatan emosional, dan suami memiliki kebebasan untuk terlibat dalam hubungan seksual luar. The Codex Theodosianus ( C. Th. 9.7.3) yang diterbitkan di 438 CE dikenakan hukuman berat atau kematian pada hubungan sesama jenis, [46]tetapi maksud pasti hukum dan hubungannya dengan praktik sosial tidak jelas, karena hanya beberapa contoh hubungan sesama jenis dalam budaya itu ada. [47] Serikat pekerja sesama jenis dirayakan di beberapa wilayah Cina, seperti Fujian . [48] Mungkin pernikahan sesama jenis yang terdokumentasi paling awal dalam Susunan Kristen Latin terjadi di Roma, Italia , di basilika San Giovanni a Porta Latina pada tahun 1581. [49] Pernikahan sementara Beberapa budaya telah mempraktikkan pernikahan sementara dan bersyarat. Contohnya termasuk praktik Celtic pernikahan handfasting dan jangka panjang di komunitas Muslim. Orang-orang Arab pra-Islam mempraktikkan suatu bentuk pernikahan sementara yang dilakukan hari ini dalam praktik Nikah mut’ah , sebuah kontrak pernikahan jangka waktu tertentu. Nabi Islam Muhammad menjatuhkan sanksi pernikahan sementara – sigheh di Iran dan muta’a di Irak – yang dapat memberikan perlindungan yang sah bagi pekerja seks. [50] Bentuk pernikahan sementara yang sama telah digunakan di Mesir, Lebanon, dan Iran untuk membuat sumbangan sel telur manusia legal untuk pembuahan in vitro; seorang wanita tidak bisa, bagaimanapun, menggunakan pernikahan semacam ini untuk mendapatkan sumbangan sperma. [51] Kontroversi Muslim terkait dengan Nikah Mut’ah telah mengakibatkan praktik ini sebagian besar terbatas pada komunitas Syiah . Mosuo matrilineal dari Cina mempraktikkan apa yang mereka sebut “pernikahan berjalan”. Kohabitasi Lihat juga: Kohabitasi dan perkawinan menurut hukum adat Dalam beberapa yurisdiksi , kohabitasi , dalam keadaan tertentu, dapat merupakan perkawinan menurut hukum adat , kemitraan yang tidak terdaftar , atau memberikan berbagai hak dan tanggung jawab kepada pasangan yang belum menikah dengan berbagai hak dan tanggung jawab; dan di beberapa negara undang-undang mengakui hidup bersama sebagai ganti perkawinan institusional untuk tunjangan pajak dan jaminan sosial. Ini kasusnya, misalnya, di Australia. [52] Kohabitasi mungkin merupakan opsi yang ditempuh sebagai bentuk perlawanan terhadap pernikahan tradisional yang dilembagakan. Namun, dalam konteks ini, beberapa negara berhak untuk mendefinisikan hubungan sebagai perkawinan, atau mengatur hubungan, bahkan jika hubungan tersebut belum terdaftar dengan negara atau lembaga agama. [53] Sebaliknya, pernikahan yang dilembagakan mungkin tidak melibatkan hidup bersama. Dalam beberapa kasus pasangan yang hidup bersama tidak ingin diakui sebagai menikah. Ini dapat terjadi karena hak pensiun atau tunjangan dipengaruhi secara buruk; karena pertimbangan perpajakan; karena masalah imigrasi, atau karena alasan lain. Pernikahan seperti itu juga semakin umum di Beijing . Guo Jianmei, direktur pusat studi wanita di Universitas Beijing, mengatakan kepada koresponden Newsday , “Pernikahan berjalan mencerminkan perubahan besar dalam masyarakat Cina.” “Pernikahan berjalan” mengacu pada jenis pernikahan sementara yang dibentuk oleh Mosuo Tiongkok, di mana pasangan pria tinggal di tempat lain dan melakukan kunjungan malam. [54] Pengaturan serupa diArab Saudi , yang disebut pernikahan misyar , juga melibatkan suami dan istri yang hidup terpisah tetapi bertemu secara teratur. [55] Seleksi mitra Iklan “Wife Wanted” di surat kabar 1801 (Maryland, US) [56] ” NB ” berarti “nada baik”. Ada variasi lintas-budaya yang luas dalam aturan sosial yang mengatur pemilihan pasangan untuk menikah. Ada variasi sejauh mana pemilihan mitra adalah keputusan individu oleh mitra atau keputusan kolektif oleh kelompok kerabat mitra, dan ada variasi dalam aturan yang mengatur mitra mana yang merupakan pilihan yang valid. Laporan Kesuburan Dunia PBB tahun 2003 melaporkan bahwa 89% dari semua orang menikah sebelum usia empat puluh sembilan. [57] Persentase wanita dan pria yang menikah sebelum usia empat puluh sembilan turun menjadi hampir 50% di beberapa negara dan mencapai hampir 100% di negara lain. [58] Dalam budaya lain dengan aturan yang kurang ketat mengatur kelompok dari mana pasangan dapat dipilih, pemilihan pasangan pernikahan dapat melibatkan pasangan yang melalui proses pemilihan pacaran atau pernikahan dapat diatur oleh orang tua pasangan atau pihak luar, seorang mak comblang . Status sosial Artikel utama: Hypergamy Beberapa orang ingin menikahi seseorang dengan status lebih tinggi atau lebih rendah daripada mereka. Yang lain ingin menikah dengan orang yang memiliki status serupa. Di banyak masyarakat wanita menikah dengan pria yang berstatus sosial lebih tinggi. [59] Ada pernikahan di mana masing-masing pihak telah mencari pasangan dengan status yang sama. Ada pernikahan lain di mana pria itu lebih tua dari wanita itu. [60] Tabu inses, eksogami, dan endogami Informasi lebih lanjut: Tingkat kekeluargaan yang dilarang , pernikahan sepupu , Afinitas (hukum kanon) , dan pernikahan Avunculate Masyarakat sering membatasi pernikahan dengan kerabat, meskipun tingkat hubungan yang dilarang sangat bervariasi. Perkawinan antara orang tua dan anak-anak, atau antara saudara kandung penuh, dengan beberapa pengecualian, [61] [62] [63] [64] [65] [66] [67] [68] telah dipertimbangkan inses dan terlarang. Namun, pernikahan antara kerabat yang lebih jauh telah jauh lebih umum, dengan satu perkiraan adalah bahwa 80% dari semua pernikahan dalam sejarah adalah antara sepupu kedua atau lebih dekat. [69] Proporsi ini telah menurun secara dramatis, tetapi masih lebih dari 10% dari semua pernikahan diyakini terjadi di antara orang-orang yang sepupu kedua atau yang lebih dekat hubungannya.[70] Di Amerika Serikat, pernikahan seperti itu sekarang sangat distigmatisasi, dan hukum melarang sebagian besar atau semua pernikahan sepupu pertama di 30 negara. Spesifiknya bervariasi: di Korea Selatan, secara historis menikah dengan seseorang dengan nama belakang dan garis leluhur yang sama adalah ilegal. [71] Sebuah pernikahan Avunculate adalah pernikahan yang terjadi antara seorang paman dan keponakannya atau antara bibi dan keponakannya. Perkawinan semacam itu ilegal di sebagian besar negara karena pembatasan inses. Namun, sejumlah kecil negara telah melegalkannya, termasuk Argentina, Australia, Austria, Malaysia , [72] dan Rusia . [73] Bagan keluarga menunjukkan kerabat yang, dalam hukum Syariah Islam, akan dianggap mahrim (atau maharem ): kerabat yang tidak menikah dengan siapa hubungan seksual akan dianggap inses . Di berbagai masyarakat, pilihan pasangan sering terbatas pada orang yang cocok dari kelompok sosial tertentu. Dalam beberapa masyarakat aturannya adalah bahwa pasangan dipilih dari kelompok sosial individu sendiri – endogami , ini sering terjadi dalam masyarakat berbasis kelas dan kasta. Tetapi dalam masyarakat lain, seorang mitra harus dipilih dari kelompok yang berbeda dari kelompoknya sendiri – exogami , ini mungkin terjadi dalam masyarakat yang mempraktikkan agama totemik di mana masyarakat dibagi menjadi beberapa klan totemik eksogami, seperti kebanyakan masyarakat Aborigin Australia . Di masyarakat lain seseorang diharapkan menikahi sepupu mereka, seorang wanita harus menikah dengan putra saudara perempuan ayahnya dan seorang pria harus menikahi putri saudara laki-laki ibunya – hal ini sering terjadi jika salah satu masyarakat memiliki aturan melacak kekerabatan secara eksklusif melalui kelompok keturunan patrilineal atau matrilineal seperti di antara orang – orang Akan di Afrika Barat. Jenis lain dari pemilihan pernikahan adalah pernikahan levirate di mana para janda diwajibkan untuk menikahi saudara laki-laki suaminya, sebagian besar ditemukan di masyarakat di mana hubungan kekerabatan didasarkan pada kelompok klan endogami. Agama umumnya mempertimbangkan masalah kerabat mana, jika ada, yang diizinkan menikah. Hubungan mungkin dengan kerabat atau afinitas , yang berarti dengan darah atau pernikahan. Pada pernikahan sepupu, kebijakan Katolik telah berkembang dari penerimaan awal, melalui periode panjang larangan umum, ke persyaratan kontemporer untuk dispensasi. [74] Islam selalu mengizinkannya, sementara teks-teks Hindu sangat bervariasi. [75] [76] Pernikahan preskriptif Artikel utama: Mengatur pernikahan Pernikahan yang diatur antara Louis XIV dari Prancis dan Maria Theresa dari Spanyol . Dalam beragam masyarakat berbasis garis keturunan dengan sistem kekerabatan klasifikasi , pasangan potensial dicari dari kelas kerabat tertentu sebagaimana ditentukan oleh aturan pernikahan preskriptif. Aturan ini dapat diungkapkan oleh para antropolog menggunakan istilah kekerabatan “deskriptif”, seperti “anak perempuan saudara laki-laki ibu laki-laki” (juga dikenal sebagai “sepupu silang”). Aturan deskriptif semacam itu menutupi perspektif peserta: seorang pria harus menikahi seorang wanita dari garis keturunan ibunya. Dalam terminologi kekerabatan masyarakat, kerabat seperti itu biasanya ditunjukkan oleh istilah tertentu yang membedakan mereka sebagai berpotensi menikah. Pierre BourdieuNamun, mencatat bahwa sangat sedikit pernikahan yang mengikuti aturan, dan bahwa ketika mereka melakukannya, itu untuk alasan “kekerabatan praktis” seperti pelestarian harta keluarga, bukan ideologi “kekerabatan resmi”. [77] Sejauh perkawinan reguler mengikuti aturan preskriptif terjadi, garis keturunan dihubungkan bersama dalam hubungan tetap; ikatan antara garis keturunan ini dapat membentuk aliansi politik dalam masyarakat yang didominasi kekerabatan. [78] Antropolog struktural Prancis Claude Lévi-Strauss mengembangkan teori aliansi untuk menjelaskan struktur kekerabatan “dasar” yang diciptakan oleh sejumlah aturan pernikahan preskriptif yang dimungkinkan. [79] Perkawinan pragmatis (atau ‘diatur’) dipermudah dengan prosedur formal politik keluarga atau kelompok. Otoritas yang bertanggung jawab mengatur atau mendorong pernikahan; mereka mungkin, memang, melibatkan mak comblang profesional untuk menemukan pasangan yang cocok untuk orang yang belum menikah. Sosok otoritas bisa orang tua, keluarga, pejabat agama, atau konsensus kelompok. Dalam beberapa kasus, figur otoritas dapat memilih pasangan yang cocok untuk tujuan selain keharmonisan perkawinan. [ rujukan? ] Pernikahan paksa Artikel utama: Pernikahan paksa Kritik tentang tradisi masyarakat Azeri dari kekerasan dalam rumah tangga hingga partisipasi sosial dan politik perempuan di masyarakat Perkawinan paksa adalah perkawinan di mana salah satu atau kedua pihak menikah atas kehendak mereka. Perkawinan paksa terus dilakukan di beberapa bagian dunia, terutama di Asia Selatan dan Afrika . Garis antara pernikahan paksa dan pernikahan konsensual dapat menjadi kabur, karena norma-norma sosial dari budaya-budaya ini menentukan bahwa seseorang tidak boleh menentang keinginan orang tua / kerabat sehubungan dengan pilihan pasangannya; dalam budaya seperti itu tidak perlu terjadi kekerasan, ancaman, intimidasi dll., orang itu hanya “menyetujui” pernikahan bahkan jika mereka tidak menginginkannya, karena tekanan dan kewajiban sosial yang tersirat. Kebiasaan harga pengantin dan mas kawin, yang ada di bagian dunia, dapat menyebabkan membeli dan menjual orang ke dalam pernikahan. [80] [81] Di beberapa masyarakat, mulai dari Asia Tengah ke Kaukasus ke Afrika, kebiasaan penculikan pengantin masih ada, di mana seorang wanita ditangkap oleh seorang pria dan teman-temannya. Terkadang ini mencakup kawin lari , tetapi terkadang itu tergantung pada kekerasan seksual . Di masa-masa sebelumnya, raptio adalah versi berskala lebih besar dari ini, dengan kelompok-kelompok perempuan ditangkap oleh kelompok-kelompok pria, kadang-kadang dalam perang; contoh paling terkenal adalah The Rape of the Sabine Women , yang memberikan warga negara pertama Roma dengan istri mereka. Mitra pernikahan lainnya kurang lebih dikenakan pada seseorang. Misalnya, warisan janda memberi seorang janda laki-laki lain dari saudara laki-laki almarhum suaminya. Di daerah pedesaan India, pernikahan anak dipraktikkan, dengan orang tua sering mengatur pernikahan, kadang-kadang bahkan sebelum anak itu lahir. [82] Praktek ini dibuat ilegal berdasarkan Undang – Undang Penahanan Pernikahan Anak 1929. Pertimbangan ekonomi Lihat juga: Ekonomi pernikahan dan ekonomi Keluarga Aspek keuangan pernikahan bervariasi antar budaya dan telah berubah seiring waktu. Dalam beberapa budaya, mas kawin dan nikah terus diperlukan hingga saat ini. Dalam kedua kasus, pengaturan keuangan biasanya dibuat antara pengantin pria (atau keluarganya) dan keluarga pengantin wanita; dengan pengantin wanita sering tidak terlibat dalam negosiasi, dan sering tidak memiliki pilihan apakah akan berpartisipasi dalam pernikahan. Di Inggris modern awal , status sosial pasangan seharusnya sama. Setelah menikah, semua harta (disebut “kekayaan”) dan warisan yang diharapkan dari istri adalah milik sang suami. Mas kawin Sebuah mahar adalah “suatu proses di mana harta orang tua didistribusikan kepada seorang anak perempuan di pernikahannya (yaitu antar vivos ) daripada pada kematian pemegangnya ( mortis causa ) … Sebuah mahar membuat beberapa jenis dana konjugal, sifatnya dapat sangat bervariasi. Dana ini memastikan dukungannya (atau endowmen) dalam janda dan akhirnya pergi untuk menafkahi putra-putrinya. ” [83] Dalam beberapa budaya, terutama di negara-negara seperti Turki , India , Bangladesh , Pakistan , Sri Lanka , Maroko , Nepal , mahar terus diharapkan. Di India, ribuan kematian terkait mahar telah terjadi setiap tahun, [84] [85] untuk mengatasi masalah ini, beberapa yurisdiksi telah memberlakukan undang-undang yang membatasi atau melarang mahar (lihat hukum Dowry di India ). Di Nepal, mahar dibuat ilegal pada tahun 2009. [86] Beberapa penulis percaya bahwa pemberian dan penerimaan mahar mencerminkan status dan bahkan upaya untuk naik tinggi dalam hierarki sosial. [87] Mahar Artikel utama: Harga pengantin dan Dower Langsung mas kawin kontras dengan mas kawin , yang dibayar oleh pengantin pria atau keluarganya untuk orang tua pengantin wanita, dan dengan mas kawin tidak langsung (atau mahar ), yang properti diberikan untuk pengantin sendiri oleh pengantin pria pada saat perkawinan dan yang tetap di bawah nya kepemilikan dan kontrol. [88] Dalam tradisi Yahudi, para rabi pada zaman kuno mendesak pasangan nikah masuk ke dalam perjanjian pranikah , yang disebut ketubah . Selain hal-hal lain, ketubah menyediakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh suami jika terjadi perceraian atau harta warisannya pada saat kematiannya. Jumlah ini merupakan pengganti dari mahluk alkitabiah atau harga pengantin , yang dibayarkan pada saat pernikahan oleh pengantin laki-laki kepada ayah pengantin perempuan. [Keluaran 22: 15-16]Inovasi ini diberlakukan karena harga pengantin yang alkitabiah menciptakan masalah sosial yang besar: banyak calon suami muda tidak dapat menaikkan harga pengantin pada saat mereka biasanya diharapkan untuk menikah. Jadi, untuk memungkinkan para pria muda ini menikah, para rabi, pada dasarnya, menunda waktu jumlah yang harus dibayarkan, ketika mereka akan lebih cenderung memiliki jumlah tersebut. Dapat juga dicatat bahwa jumlah adonan dan ketubah memiliki tujuan yang sama: perlindungan bagi isteri seandainya dukungannya dihentikan, baik oleh kematian maupun perceraian. Satu-satunya perbedaan antara kedua sistem adalah waktu pembayaran. Ini adalah pendahulu dari hak istri masa kini untuk pemeliharaandalam hal pecahnya pernikahan, dan pemeliharaan keluarga dalam hal suami tidak memberikan memadai untuk istri dalam nya kehendak . Fungsi lain yang dilakukan oleh jumlah ketubah adalah untuk memberikan disinsentif bagi suami yang bermaksud menceraikan istrinya: ia harus memiliki jumlah yang dapat dibayarkan kepada istri. Hadiah pagi , yang mungkin juga diatur oleh ayah pengantin wanita daripada pengantin wanita, diberikan kepada pengantin wanita itu sendiri; nama ini berasal dari kebiasaan suku Jerman yang memberi mereka pagi hari setelah malam pernikahan. Dia mungkin memiliki kendali atas hadiah pagi ini selama masa suaminya, tetapi berhak untuk itu ketika janda. Jika jumlah warisannya diselesaikan oleh hukum dan bukan perjanjian, itu bisa disebut dower . Bergantung pada sistem hukum dan pengaturan yang tepat, ia mungkin tidak berhak untuk membuangnya setelah kematiannya, dan mungkin kehilangan properti jika ia menikah lagi. Hadiah pagi disimpan selama berabad-abad dalam pernikahan morganatic, sebuah persatuan di mana status sosial inferior sang istri diadakan untuk melarang anak-anaknya mewarisi gelar atau tanah bangsawan. Dalam hal ini, hadiah pagi akan mendukung istri dan anak-anak. Ketentuan hukum lain untuk janda adalah persatuan , di mana harta benda, seringkali tanah, akan disewa secara bersama, sehingga secara otomatis akan menjadi milik janda setelah kematian suaminya. Tradisi Islam memiliki praktik serupa. ‘ Mahr ‘, baik langsung atau ditangguhkan, adalah bagian wanita itu dari kekayaan pengantin pria (perceraian) atau warisan (kematian). Jumlah ini biasanya ditetapkan atas dasar kekayaan dan pendapatan pengantin pria dan keluarga, tetapi di beberapa bagian ini ditetapkan sangat tinggi untuk memberikan disinsentif bagi pengantin pria yang melakukan perceraian, atau keluarga suami ‘mewarisi’ sebagian besar dari warisan, terutama jika tidak ada anak laki-laki dari pernikahan. Di beberapa negara, termasuk Iran, mahr atau tunjangan dapat berjumlah lebih dari yang bisa diharapkan seseorang, terkadang hingga US $ 1.000.000 (4000 koin emas resmi Iran). Jika suami tidak bisa membayar mahar, baik dalam hal perceraian atau atas permintaan, menurut hukum saat ini di Iran, ia harus membayarnya dengan mencicil. Kegagalan untuk membayar mahar bahkan dapat menyebabkan penjara. [89] Bridewealth Artikel utama: Harga pengantin Presentasi tradisional, perkawinan formal (juga dikenal sebagai “sin sot”) pada upacara pertunangan di Thailand Bridewealth adalah praktik umum di sebagian Asia Tenggara ( Thailand , Kamboja ), sebagian Asia Tengah , dan sebagian besar Afrika sub-Sahara . Hal ini juga dikenal sebagai brideprice meskipun hal ini tidak disukai karena menyiratkan pembelian pengantin wanita. Bridewealth adalah jumlah uang atau properti atau kekayaan yang dibayarkan oleh mempelai laki-laki atau keluarganya kepada orang tua dari seorang wanita pada saat pernikahan anak perempuan mereka dengan pengantin pria. Secara antropologisliteratur, harga pengantin sering dijelaskan sebagai pembayaran yang dilakukan untuk mengkompensasi keluarga pengantin wanita untuk kehilangan tenaga kerja dan kesuburannya. Dalam beberapa kasus, perkawinan adalah sarana dimana ikatan keluarga mempelai laki-laki dengan anak-anak dari serikat diakui. Perpajakan Di beberapa negara, orang atau pasangan yang sudah menikah mendapat manfaat dari berbagai keuntungan perpajakan yang tidak tersedia untuk satu orang. Sebagai contoh, pasangan mungkin diperbolehkan untuk rata-rata penghasilan gabungan mereka . Ini menguntungkan bagi pasangan yang sudah menikah dengan pendapatan yang berbeda. Untuk mengompensasi hal ini, negara-negara dapat menyediakan golongan pajak yang lebih tinggi untuk penghasilan rata-rata dari pasangan suami istri. Sementara pendapatan rata-rata mungkin masih menguntungkan pasangan yang sudah menikah dengan pasangan yang tinggal di rumah, rata-rata seperti itu akan menyebabkan pasangan yang sudah menikah dengan penghasilan pribadi yang kira-kira sama untuk membayar pajak total lebih banyak daripada dua orang yang masih lajang. Di Amerika Serikat, ini disebut penalti pernikahan . [ rujukan? ] Ketika tarif yang diterapkan oleh kode pajak tidak berdasarkan pendapatan rata-rata, tetapi lebih pada jumlah pendapatan individu, tarif yang lebih tinggi biasanya akan berlaku untuk setiap individu dalam rumah tangga yang berpenghasilan dua dalam sistem pajak progresif. Ini paling sering terjadi pada pembayar pajak berpenghasilan tinggi dan merupakan situasi lain yang disebut hukuman perkawinan. [90] Sebaliknya, ketika pajak progresif dikenakan pada individu tanpa pertimbangan untuk kemitraan, pasangan berpenghasilan ganda lebih baik daripada pasangan berpenghasilan tunggal dengan pendapatan rumah tangga yang serupa. Efeknya dapat ditingkatkan ketika sistem kesejahteraan memperlakukan pendapatan yang sama dengan pendapatan bersama sehingga menolak akses kesejahteraan ke pasangan yang tidak berpenghasilan. Sistem semacam itu berlaku di Australia dan Kanada, misalnya. [ rujukan? ] Tempat tinggal pasca-nikah Dalam banyak budaya Barat, pernikahan biasanya mengarah pada pembentukan rumah tangga baru yang terdiri dari pasangan yang sudah menikah, dengan pasangan yang sudah menikah tinggal bersama di rumah yang sama, sering berbagi ranjang yang sama, tetapi dalam beberapa budaya lain ini bukan tradisi. [91] Di antara Minangkabau dari Sumatera Barat , residensi setelah menikah adalah komunitas-komunitas matriarkal , dengan suami pindah ke rumah tangga ibu istrinya. [92] Kediaman setelah menikah juga bisa bersifat patrilokal atau avunculokal . Dalam kasus ini, pasangan menikah mungkin tidak membentuk rumah tangga mandiri, tetapi tetap menjadi bagian dari rumah tangga keluarga besar. Teori-teori awal yang menjelaskan faktor-faktor penentu kediaman pascalahir [93] menghubungkannya dengan pembagian kerja seksual. Namun, hingga saat ini, tes lintas budaya dari hipotesis ini menggunakan sampel di seluruh dunia telah gagal menemukan hubungan yang signifikan antara kedua variabel ini. Namun, tes Korotayev menunjukkan bahwa kontribusi perempuan terhadap subsistensi berkorelasi signifikan dengan tempat tinggal matrilokal pada umumnya. Namun, korelasi ini ditutupi oleh faktor poligini umum. Meskipun, dalam pernikahan dengan jenis kelamin yang berbeda, peningkatan dalam kontribusi perempuan terhadap subsistensi cenderung mengarah pada tempat tinggal matrilokal, tetapi juga cenderung secara simultan mengarah ke poligini non-sororal umum yang secara efektif menghancurkan matrilocality . Jika faktor poligini ini dikendalikan (misalnya, melalui model regresi berganda ), pembagian kerja ternyata menjadi prediktor signifikan dari tempat tinggal pascakelahiran. Dengan demikian, hipotesis Murdock mengenai hubungan antara pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dan tempat tinggal pascakelahiran pada dasarnya benar, meskipun [94] hubungan aktual antara kedua kelompok variabel lebih rumit dari yang ia harapkan. [95] [96] Ada kecenderungan ke arah kediaman neolokal di masyarakat barat. [97] Hukum Artikel utama: Hukum pernikahan Hukum perkawinan mengacu pada persyaratan hukum yang menentukan keabsahan pernikahan, yang sangat bervariasi antar negara. Pasal 16 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa “Pria dan wanita dewasa, tanpa batasan apa pun karena ras, kebangsaan atau agama, memiliki hak untuk menikah dan untuk menemukan keluarga. Mereka berhak atas hak yang sama seperti untuk menikah. , selama pernikahan dan pada saat pembubarannya. Pernikahan hanya akan dilakukan dengan persetujuan penuh dan penuh dari pasangan yang bermaksud. ” [98] Hak dan kewajiban Lihat juga: Rezim matrimonial dan Hak dan tanggung jawab perkawinan di Amerika Serikat Perkawinan melimpahkan hak dan kewajiban pada pihak yang menikah, dan kadang-kadang juga pada kerabat , menjadi satu-satunya mekanisme untuk menciptakan ikatan afinitas (mertua). Ini mungkin termasuk, tergantung pada yurisdiksi: Memberi satu pasangan atau keluarganya kontrol atas layanan seksual, tenaga kerja, dan properti pasangannya. Memberi satu pasangan tanggung jawab atas hutang yang lain. Memberikan satu hak kunjungan pasangan ketika yang lain dipenjara atau dirawat di rumah sakit. Memberi satu pasangan kendali atas urusan pasangannya ketika yang lain dilumpuhkan. Membentuk wali sah kedua anak orang tua. Membangun dana bersama properti untuk kepentingan anak-anak. Menjalin hubungan antar keluarga pasangan. Hak-hak dan kewajiban ini sangat bervariasi di antara masyarakat, dan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. [99] Ini mungkin termasuk pernikahan yang diatur, kewajiban keluarga, pembentukan hukum unit keluarga inti , perlindungan hukum anak-anak dan deklarasi komitmen publik . [100] [101] Rezim properti Di banyak negara dewasa ini, setiap pasangan menikah memiliki pilihan untuk memisahkan propertinya atau menggabungkan propertinya. Dalam kasus terakhir, disebut milik komunitas , ketika pernikahan berakhir dengan perceraian masing-masing memiliki setengahnya. Sebagai ganti kemauan atau kepercayaan , properti yang dimiliki oleh almarhum umumnya diwarisi oleh pasangan yang masih hidup. Dalam beberapa sistem hukum, pasangan dalam pernikahan “secara bersama-sama bertanggung jawab” atas hutang pernikahan. Ini memiliki dasar dalam gagasan hukum tradisional yang disebut “Doktrin Kebutuhan” di mana, dalam pernikahan heteroseksual, seorang suami bertanggung jawab untuk menyediakan hal-hal yang diperlukan untuk istrinya. Jika demikian halnya, satu mitra dapat dituntut untuk menagih hutang yang mereka tidak jelaskan kontraknya. Kritik terhadap praktik ini mencatat bahwa agen penagih utang dapat menyalahgunakan ini dengan mengklaim berbagai utang yang tidak masuk akal sebagai biaya pernikahan. Biaya pembelaan dan beban pembuktian kemudian ditempatkan pada pihak yang tidak terikat kontrak untuk membuktikan bahwa pengeluaran tersebut bukan merupakan hutang keluarga. Kewajiban pemeliharaan masing-masing, baik selama dan akhirnya setelah menikah,diatur di sebagian besar yurisdiksi ;tunjangan adalah salah satu metode tersebut. Batasan Pernikahan adalah institusi yang secara historis dipenuhi dengan pembatasan. Dari usia, ras, status sosial, kekerabatan , gender, pembatasan diterapkan pada perkawinan oleh masyarakat karena alasan memberi manfaat kepada anak-anak, mewariskan gen sehat, mempertahankan nilai-nilai budaya, atau karena prasangka dan ketakutan . Hampir semua budaya yang mengakui pernikahan juga mengakui perzinaan sebagai pelanggaran terhadap ketentuan pernikahan. [102] Usia Sebagian besar wilayah hukum menetapkan usia minimum untuk menikah , yaitu seseorang harus mencapai usia tertentu untuk diizinkan menikah secara sah. Usia ini mungkin tergantung pada keadaan, misalnya pengecualian dari aturan umum dapat diizinkan jika orang tua dari orang muda menyatakan persetujuan mereka dan / atau jika pengadilan memutuskan bahwa perkawinan adalah demi kepentingan terbaik orang muda (sering kali ini berlaku dalam kasus di mana seorang gadis hamil). Meskipun sebagian besar pembatasan usia diberlakukan untuk mencegah anak-anak dipaksa masuk ke dalam pernikahan, terutama untuk pasangan yang jauh lebih tua – pernikahan yang dapat memiliki konsekuensi pendidikan dan kesehatan yang negatif, dan mengarah pada pelecehan seksual anak dan bentuk kekerasan lainnya [103] – pernikahan anak seperti itutetap umum di bagian dunia. Menurut PBB, pernikahan anak adalah yang paling umum di pedesaan sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan . Sepuluh negara dengan tingkat pernikahan anak tertinggi adalah: Niger (75%), Chad, Republik Afrika Tengah, Bangladesh, Guinea, Mozambik, Mali, Burkina Faso, Sudan Selatan, dan Malawi. [104] Kekerabatan Artikel utama: Pernikahan sepupu Lihat juga: Koefisien hubungan Untuk melarang alasan incest dan eugenic, undang-undang pernikahan telah menetapkan batasan bagi kerabat untuk menikah. Kerabat darah langsung biasanya dilarang menikah, sedangkan untuk kerabat garis cabang, undang-undang diwaspadai. Ras Amerika Serikat, pada tanggal pencabutan undang-undang anti-miscegenation:    Tidak ada hukum yang disahkan    Dicabut sebelum 1887    Dicabut antara 1948 dan 1967    Dibalik pada 12 Juni 1967 Artikel utama: Pernikahan antar ras Undang-undang yang melarang “pencampuran ras” diberlakukan di yurisdiksi Amerika Utara tertentu dari 1691 [105] hingga 1967, di Nazi Jerman (The Nuremberg Laws ) dari 1935 hingga 1945, dan di Afrika Selatan selama sebagian besar era Apartheid (1949–1985 ). Semua undang-undang ini terutama melarang pernikahan antara orang-orang dari kelompok ras atau etnis yang berbeda, yang disebut “penggabungan” atau “miscegenation” di AS. Undang-undang di Jerman Nazi dan banyak negara bagian AS, serta Afrika Selatan, juga melarang hubungan seksual. hubungan antara individu-individu tersebut. Di Amerika Serikat, hukum di beberapa negara tetapi tidak semua negara melarang perkawinan orang kulit putih dan kulit hitam, dan di banyak negara juga perkawinan orang kulit putih dengan penduduk asli Amerika atau Asia . [106] Di AS, undang-undang semacam itu dikenal sebagai undang-undang anti-miscegenasi . Dari 1913 hingga 1948, 30 dari 48 negara kemudian menegakkan hukum tersebut. [107] Meskipun “Amandemen Anti-Miscegenation” untuk Konstitusi Amerika Serikat diusulkan pada tahun 1871, pada tahun 1912-1913, dan pada tahun 1928, [108] [109] tidak ada hukum nasional menentang pernikahan campuran ras yang pernah diberlakukan. Pada tahun 1967, Mahkamah Agung Amerika Serikat dengan suara bulat memutuskanLoving v. Virginia bahwa undang-undang anti-miscegenation tidak konstitusional . Dengan putusan ini, undang-undang ini tidak berlaku lagi di 16 negara bagian yang masih memilikinya. Larangan Nazi pada pernikahan antar-ras dan seks antar-ras diberlakukan pada bulan September 1935 sebagai bagian dari Hukum Nuremberg , Gesetz zum Schutze des deutschen Blutes dan der deutschen Ehre (Hukum Perlindungan Darah Jerman dan Kehormatan Jerman). Hukum Nuremberg mengklasifikasikan orang Yahudi sebagai ras dan melarang pernikahan dan hubungan seksual di luar nikah pada awalnya dengan orang-orang keturunan Yahudi, tetapi kemudian diakhiri dengan “Gipsi, Negro atau anak haram mereka” dan orang-orang “Jerman atau darah terkait”. [110] Hubungan semacam itu ditandai sebagai Rassenschande (lit. “ras-aib”) dan dapat dihukum dengan hukuman penjara (biasanya diikuti oleh deportasi ke kamp konsentrasi) dan bahkan oleh kematian. Afrika Selatan di bawah apartheid juga melarang pernikahan antar ras. The Larangan Mixed Nikah Act 1949 melarang pernikahan antara orang dari berbagai ras, dan Undang-Undang Immorality 1950 dibuat hubungan seksual dengan orang dari ras yang berbeda sebuah kejahatan . Jenis kelamin / gender   Pernikahan terbuka untuk pasangan berjenis kelamin sama (berdering: kasus individu)   Legislasi atau putusan pengadilan negeri yang mengikat yang menetapkan pernikahan sesama jenis, tetapi pernikahan belum disediakan untuk   pernikahan sesama jenis yang diakui saat dilakukan di yurisdiksi lain tertentu, dan diberikan hak yang lebih besar daripada lokal serikat sesama jenis (jika ada)   Serikat sipil atau kemitraan domestik   Pengakuan hukum terbatas (pendaftaran bersama)   Sertifikasi lokal tanpa kekuatan hukum   Pengakuan perkawinan terbatas yang dilakukan di yurisdiksi lain tertentu (hak tempat tinggal bagi pasangan)   Negara yang tunduk pada keputusan pengadilan internasional untuk mengakui hal yang sama -sex pernikahan   Serikat sesama jenis tidak diakui secara hukum Artikel utama: Pernikahan sesama jenis Pada 2019, pernikahan sesama jenis dilakukan dan diakui oleh hukum (nasional atau di beberapa bagian) di negara-negara berikut: Argentina , Australia , Austria , Belgia , Brasil , Kanada , Kolombia , Denmark , Finlandia , Prancis , Jerman , Islandia , Irlandia , Luksemburg , Malta , Meksiko , [a] yang Belanda , [b] Selandia Baru , [c] Norwegia, Portugal , Afrika Selatan , Spanyol , Swedia , Taiwan , yang Inggris , [d] yang Amerika Serikat , [e] dan Uruguay . Selain itu, Armenia , Estonia dan Israel mengakui pernikahan pasangan sesama jenis secara sah masuk ke negara lain. Pernikahan sesama jenis juga akan segera dilakukan dan diakui oleh hukum di Kosta Rika . [f] [111] Selanjutnya, Pengadilan Hak Asasi Manusia Antar-Amerikatelah mengeluarkan putusan yang diharapkan untuk memfasilitasi pengakuan di beberapa negara di Amerika . [g] [112] Pengenalan pernikahan sesama jenis bervariasi berdasarkan yurisdiksi, dengan berbagai cara dicapai melalui perubahan legislatif menjadi hukum perkawinan , putusan pengadilan berdasarkan jaminan konstitusional kesetaraan, atau melalui pemungutan suara langsung (melalui inisiatif pemungutan suara atau referendum ). Pengakuan pernikahan sesama jenis dianggap sebagai hak asasi manusia dan hak sipil serta masalah politik, sosial, dan agama. [113]Pendukung yang paling menonjol dari perkawinan sesama jenis adalah organisasi hak asasi manusia dan hak sipil serta komunitas medis dan ilmiah, sedangkan lawan yang paling menonjol adalah kelompok agama. Berbagai komunitas agama di seluruh dunia mendukung pernikahan sesama jenis, sementara banyak kelompok agama menentangnya. Jajak pendapat secara konsisten menunjukkan dukungan yang terus meningkat untuk pengakuan pernikahan sesama jenis di semua negara maju dan di beberapa negara berkembang. [114] Pembentukan pengakuan dalam hukum untuk pernikahan pasangan sesama jenis adalah salah satu tujuan utama gerakan hak-hak LGBT . Jumlah pasangan   Poligami adalah sah hanya untuk umat Islam   poligami adalah hukum   poligami adalah hukum di beberapa wilayah (Indonesia)   poligami adalah ilegal, tetapi prakteknya tidak dikriminalisasi   poligami adalah ilegal dan praktek dikriminalisasi   status tidak diketahui Hukum Di India, Malaysia, Filipina, dan Singapura poligami hanya sah bagi umat Islam . Di Nigeria dan Afrika Selatan, pernikahan poligami di bawah hukum adat dan untuk Muslim diakui secara hukum. Di Mauritius, serikat poligami tidak memiliki pengakuan hukum. Namun, pria Muslim dapat “menikahi” hingga empat wanita, tetapi mereka tidak memiliki status hukum sebagai istri. Artikel utama: Legalitas poligami Poligini banyak dilakukan di sebagian besar negara Muslim dan Afrika. [115] [116] Di wilayah Timur Tengah, Israel, Turki, dan Tunisia merupakan pengecualian. [117] Di sebagian besar yurisdiksi lain, poligami ilegal. Misalnya, Di Amerika Serikat, poligami ilegal di 50 negara bagian . [118] Pada akhir abad ke-19, warga di wilayah yang memerintah sendiri di wilayah yang sekarang disebut Utah dipaksa oleh pemerintah federal Amerika Serikat untuk meninggalkan praktik poligami melalui penegakan kuat dari beberapa Kisah Kongres , dan akhirnya dipatuhi. Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir secara resmi menghapus praktik ini pada tahun 1890, dalam sebuah dokumen yang diberi label ‘ The Manifesto ‘ (lihat Poligami Orang Suci Zaman Akhir di akhir abad ke-19 ). [119] Di antara Muslim Amerika , minoritas kecil sekitar 50.000 hingga 100.000 orang diperkirakan tinggal di keluarga dengan suami yang menjaga hubungan poligami ilegal.[118] Beberapa negara seperti India dan Sri Lanka, [120] hanya mengizinkan warga negara Islam mereka untuk melakukan poligami. Beberapa orang India telah masuk Islam untuk melewati batasan hukum semacam itu. [121] Negara-negara yang umumnya Kristen biasanya tidak mengizinkan serikat poligami , dengan beberapa pengecualian adalah Republik Kongo , Uganda, dan Zambia . Myanmar (sering disebut sebagai Burma) juga merupakan satu-satunya negara yang mayoritas penduduknya beragama Budha yang mengizinkan pernikahan poligini sipil, meskipun hal itu jarang ditoleransi oleh penduduk Burma. [122] Pengakuan negara Di berbagai yurisdiksi, pernikahan sipil dapat terjadi sebagai bagian dari upacara pernikahan agama, meskipun secara teoritis berbeda. Beberapa yurisdiksi mengizinkan perkawinan sipil dalam keadaan yang khususnya tidak diizinkan oleh agama tertentu, seperti pernikahan sesama jenis atau serikat sipil . Kasus sebaliknya dapat terjadi juga. Mitra mungkin tidak memiliki kapasitas akting yuridis penuh dan gereja mungkin memiliki batasan yang kurang ketat daripada yurisdiksi sipil. Ini khususnya berlaku untuk usia minimum, atau kelemahan fisik. [ rujukan? ] [ klarifikasi diperlukan ] Adalah mungkin bagi dua orang untuk diakui telah menikah oleh lembaga keagamaan atau lainnya, tetapi tidak oleh negara, dan karenanya tanpa hak hukum dan kewajiban perkawinan; atau memiliki pernikahan sipil yang dianggap tidak sah dan berdosa oleh suatu agama. Demikian pula, pasangan mungkin tetap menikah di mata agama setelah perceraian sipil. Izin nikah, upacara sipil, dan pendaftaran Artikel utama: Pernikahan Pasangan menikah dalam upacara Shinto di Takayama, prefektur Gifu . Pasangan Asyur yang baru menikah . Pernikahan biasanya diformalkan pada pernikahan atau upacara pernikahan. Upacara dapat diresmikan oleh pejabat agama, pejabat pemerintah atau selebran resmi negara. Di berbagai negara Eropa dan beberapa Amerika Latin, upacara keagamaan apa pun harus diadakan secara terpisah dari upacara sipil yang disyaratkan. Beberapa negara – seperti Belgia, Bulgaria , Prancis, Belanda, Rumania , dan Turki [123] – mengharuskan upacara sipil dilakukan sebelum ada negara yang beragama. Di beberapa negara – terutama Amerika Serikat, Kanada, Inggris Raya, Republik Irlandia, Norwegia dan Spanyol – kedua upacara dapat diselenggarakan bersama; pejabat pada upacara keagamaan dan sipil juga berfungsi sebagai agen negara untuk melakukan upacara sipil. Untuk menghindari implikasi bahwa negara “mengakui” perkawinan agama (yang dilarang di beberapa negara) – upacara “sipil” dikatakan berlangsung bersamaan dengan upacara keagamaan. Seringkali ini melibatkan hanya menandatangani daftar selama upacara keagamaan. Jika elemen sipil dari upacara keagamaan dihilangkan, upacara pernikahan tidak diakui sebagai pernikahan oleh pemerintah berdasarkan hukum. Beberapa negara, seperti Australia, mengizinkan pernikahan diadakan secara pribadi dan di lokasi mana pun; yang lain, termasuk Inggris dan Wales , mengharuskan upacara sipil dilakukan di tempat yang terbuka untuk umum dan dikenai sanksi hukum untuk tujuan tersebut. Di Inggris, tempat pernikahan sebelumnya harus menjadi gereja atau kantor pendaftaran , tetapi ini diperluas ke setiap tempat umum dengan lisensi yang diperlukan. Pengecualian dapat dibuat dalam kasus pernikahan dengan lisensi darurat khusus (Inggris: lisensi), yang biasanya diberikan hanya ketika salah satu pihak sakit parah. Aturan tentang di mana dan kapan orang bisa menikah berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Beberapa peraturan mengharuskan salah satu pihak untuk tinggal di dalam yurisdiksi kantor pendaftaran (sebelumnya paroki). Setiap otoritas agama memiliki aturan tentang cara pernikahan dilakukan oleh pejabat dan anggotanya. Jika pernikahan agama diakui oleh negara, petugas juga harus mematuhi hukum yurisdiksi. Perkawinan menurut hukum adat Lihat juga: Perkawinan menurut hukum adat Dalam sejumlah kecil yurisdiksi, hubungan perkawinan dapat diciptakan oleh operasi hukum saja. [ Rujukan? ] [124] Berbeda dengan khas pernikahan upacara dengan kontrak hukum, upacara pernikahan, dan rincian lainnya, sebuah pernikahan umum-hukum dapat disebut “pernikahan dengan kebiasaan dan reputasi (kohabitasi).” Perkawinan umum menurut hukum de facto tanpa lisensi atau upacara secara hukum mengikat di beberapa yurisdiksi tetapi tidak memiliki konsekuensi hukum di negara lain. [124] Serikat pekerja sipil Artikel utama: Serikat sipil Berbagai penganjur pernikahan sesama jenis, seperti pemrotes ini pada demonstrasi di New York City melawan California Proposition 8 , menganggap serikat pekerja sipil sebagai alternatif yang lebih rendah daripada pengakuan hukum atas pernikahan sesama jenis. [125] Sebuah serikat sipil , juga disebut sebagai kemitraan sipil , merupakan bentuk diakui secara hukum kemitraan mirip dengan pernikahan. Dimulai dengan Denmark pada tahun 1989, serikat pekerja sipil dengan satu atau lain nama telah dibentuk oleh hukum di beberapa negara untuk memberikan hak , manfaat, dan tanggung jawab pasangan sesama jenis (di beberapa negara, identik) dengan perkawinan sipil lawan jenis. Di beberapa yurisdiksi , seperti Brasil , Selandia Baru , Uruguay , Ekuador , Prancis , dan negara bagian Hawaii dan Illinois di ASSerikat pekerja sipil juga terbuka untuk pasangan lawan jenis. “Pernikahan yang menyenangkan” Kadang-kadang orang menikah untuk mengambil keuntungan dari situasi tertentu, kadang-kadang disebut perkawinan kenyamanan atau pernikahan palsu. Misalnya, menurut salah satu penerbit informasi tentang pernikahan kartu hijau , “Setiap tahun lebih dari 450.000 warga Amerika Serikat menikahi orang yang lahir di luar negeri dan mengajukan petisi agar mereka mendapatkan tempat tinggal permanen (Kartu Hijau) di Amerika Serikat.” Meskipun ini kemungkinan terlalu tinggi, pada tahun 2003 saja 184.741 imigran diterima di AS sebagai pasangan warga negara AS . [126]Lebih banyak lagi yang diterima sebagai tunangan warga AS untuk tujuan menikah dalam waktu 90 hari. Terlepas dari jumlah orang yang memasuki AS untuk menikah dengan warga negara AS, itu tidak menunjukkan jumlah pernikahan ini yang merupakan pernikahan yang mudah, yang jumlahnya dapat mencakup beberapa dari mereka yang memiliki motif untuk mendapatkan tempat tinggal permanen, tetapi juga termasuk orang-orang yang Warga AS. Salah satu contoh adalah untuk mendapatkan warisan yang memiliki klausa pernikahan. Contoh lain akan menghemat uang pada asuransi kesehatan atau untuk memasuki rencana kesehatan dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya yang ditawarkan oleh majikan pasangan baru. Situasi lain ada, dan, pada kenyataannya, semua pernikahan memiliki kombinasi yang kompleks dari kenyamanan memotivasi para pihak untuk menikah. Perkawinan kenyamanan adalah pernikahan yang tanpa alasan normal untuk menikah.Di negara-negara tertentu seperti Singapura, pernikahan palsu seperti ini merupakan pelanggaran pidana yang dapat dihukum.[127] Kritik hukum dan HAM kontemporer atas pernikahan ” Esposas de Matrimonio ” (“Wedding Cuffs”), patung cincin pernikahan yang mengekspresikan kritik atas efek pernikahan pada kebebasan individu. Esposas adalah permainan bahasa Spanyol, di mana bentuk tunggal kata esposa mengacu pada pasangan, dan jamak mengacu pada borgol . Artikel utama: Kritik pernikahan Orang-orang telah mengajukan argumen menentang pernikahan karena alasan yang mencakup kritik politik, filosofis dan agama; kekhawatiran tentang tingkat perceraian ; kebebasan individu dan kesetaraan gender; mempertanyakan perlunya hubungan pribadi yang disetujui oleh pemerintah atau otoritas agama; atau promosi selibat karena alasan agama atau filosofis. Peran kekuasaan dan gender Negara-negara di mana wanita yang menikah diwajibkan oleh hukum untuk mematuhi suami mereka pada 2015. [128] Teori feminis mendekati perkawinan lawan jenis sebagai institusi yang secara tradisional berakar pada patriarki yang mempromosikan superioritas laki-laki dan kekuasaan atas perempuan. Ini dinamis kekuatan dikonsep laki-laki sebagai “operasi penyedia dalam ruang publik” dan perempuan sebagai “pengasuh yang beroperasi di dalam ruang privat”. [129] “Secara teoritis, wanita … didefinisikan sebagai milik suami mereka …. Perzinaan seorang wanita selalu diperlakukan dengan lebih keras daripada seorang pria.” [130] “Tuntutan eminist [F] untuk kontrol seorang istri atas harta miliknya sendiri tidak terpenuhi [di beberapa bagian Inggris] sampai … [undang-undang disahkan pada akhir abad ke-19].” [131] Perkawinan heteroseksual tradisional memberlakukan kewajiban istri untuk tersedia secara seksual bagi suaminya dan kewajiban suami untuk memberikan dukungan materi / keuangan bagi istri. Sejumlah filsuf, feminis, dan tokoh akademis lainnya telah mengomentari hal ini sepanjang sejarah, mengecam kemunafikan otoritas hukum dan agama sehubungan dengan masalah seksual; menunjuk pada kurangnya pilihan seorang wanita dalam hal mengendalikan seksualitasnya sendiri; dan menggambarkan kesejajaran antara pernikahan, sebuah institusi yang dipromosikan sebagai sakral, dan pelacuran , secara luas dikutuk dan difitnah (meskipun sering ditoleransi sebagai ” kejahatan yang diperlukan “). Mary Wollstonecraft , pada abad ke-18, menggambarkan pernikahan sebagai “pelacuran hukum”. [132] Emma Goldman menulis pada tahun 1910: “Untuk pelacuran moralis tidak banyak terdiri dari kenyataan bahwa wanita itu menjual tubuhnya, tetapi dia menjualnya di luar nikah”. [133] Bertrand Russell dalam bukunya Marriage and Morals menulis bahwa: “Pernikahan adalah cara hidup yang paling umum bagi wanita, dan jumlah total seks yang tidak diinginkan yang dialami oleh wanita mungkin lebih besar dalam pernikahan daripada dalam prostitusi.” [134] Angela Carter dalam Nights at the Circus menulis: “Apa itu pernikahan tetapi pelacuran untuk satu pria dan bukan banyak?” [135] Beberapa kritikus keberatan dengan apa yang mereka lihat sebagai propaganda sehubungan dengan pernikahan – dari pemerintah, organisasi keagamaan, media – yang secara agresif mempromosikan pernikahan sebagai solusi untuk semua masalah sosial; propaganda semacam itu termasuk, misalnya, promosi perkawinan di sekolah-sekolah, di mana anak-anak, terutama anak perempuan , dibombardir dengan informasi positif tentang pernikahan, hanya diberikan informasi yang disiapkan oleh pihak berwenang. [136] [137] Kinerja peran gender yang dominan oleh laki-laki dan peran gender yang tunduk oleh perempuan memengaruhi dinamika kekuatan pernikahan heteroseksual. [138] Di beberapa rumah tangga Amerika, wanita menginternalisasi stereotip peran gender dan sering kali berasimilasi dengan peran “istri”, “ibu”, dan “pengasuh” sesuai dengan norma-norma sosial dan pasangan pria mereka. Penulis bell hooks menyatakan “dalam struktur keluarga, individu belajar menerima penindasan seksis sebagai ‘alami’ dan dipersiapkan untuk mendukung bentuk penindasan lain, termasuk dominasi heteroseksis.” [139] “Supremasi budaya, ekonomi, politik dan hukum sang suami” adalah “radikal … di bawah hukum Inggris”.[140] Dinamika patriarki ini kontras dengan konsepsi tentangegaliter atau Peer Marriage di mana kekuasaan dan tenaga kerja dibagi rata, dan tidak sesuai dengan peran gender . [129] Di AS, penelitian telah menunjukkan bahwa, terlepas dari cita-cita egaliter yang umum, kurang dari setengah responden memandang hubungan lawan jenis mereka sebagai setara dalam kekuasaan, dengan hubungan yang tidak setara lebih sering didominasi oleh pasangan pria. [141] Penelitian juga menunjukkan bahwa pasangan menikah menemukan tingkat kepuasan tertinggi dalam hubungan egaliter dan tingkat kepuasan terendah dalam hubungan dominasi istri. [141] Dalam beberapa tahun terakhir, egaliter atau Peer Marriage telah menerima peningkatan fokus dan perhatian secara politik, ekonomi dan budaya di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat. Seks di luar nikah Lihat juga: Kesucian dan Perzinaan Kristus dan wanita itu dijadikan perzinahan oleh Jan Brueghel the Elder , Pinakothek Binatu Magdalena adalah institusi yang ada dari abad ke-18 hingga akhir abad ke-20, di seluruh Eropa dan Amerika Utara, tempat “perempuan yang jatuh”, termasuk para ibu yang belum menikah , ditahan. Foto: Binatu Magdalena di Irlandia , ca. awal abad ke-20. [142] Masyarakat yang berbeda menunjukkan toleransi variabel seks di luar nikah. Sampel Lintas-Budaya Standar menggambarkan terjadinya seks di luar nikah berdasarkan jenis kelamin di lebih dari 50 budaya pra-industri. [143] [144] Terjadinya hubungan seks di luar nikah oleh pria digambarkan sebagai “universal” dalam 6 budaya, “moderat” dalam 29 budaya, “sesekali” dalam 6 budaya, dan “tidak umum” dalam 10 budaya. Terjadinya seks di luar nikah oleh perempuan digambarkan sebagai “universal” dalam 6 budaya, “moderat” dalam 23 budaya, “sesekali” dalam 9 budaya, dan “tidak umum” dalam 15 budaya. Tiga penelitian yang menggunakan sampel yang representatif secara nasional di Amerika Serikat menemukan bahwa antara 10-15% wanita dan 20-25% pria terlibat dalam hubungan seks di luar nikah.[145] [146] [147] Banyak agama besar dunia terlihat tidak menyukai hubungan seksual di luar nikah. [148] Ada negara – negara non- sekuler yang menjatuhkan sanksi pidana untuk hubungan seksual sebelum menikah . [ Kutipan diperlukan ] Hubungan seksual oleh orang yang sudah menikah dengan seseorang selain dari pasangannya dikenal sebagai perzinahan . Perzinaan dianggap di banyak yurisdiksi sebagai kejahatan dan alasan perceraian . Di beberapa negara, seperti Arab Saudi, Pakistan, [149] Afghanistan, [150] [151] Iran, [151] Kuwait, [152] Maladewa, [153] Maroko, [154] Oman, [155] Mauritania, [ 156] Uni Emirat Arab, [157] [158] Sudan, [159] Yaman, [160] segala bentuk aktivitas seksual di luar nikah adalah ilegal. Di beberapa bagian dunia, perempuan dan anak perempuan yang dituduh melakukan hubungan seksual di luar nikah berisiko menjadi korban pembunuhan demi kehormatan yang dilakukan oleh keluarga mereka. [161] [162] Pada tahun 2011 beberapa orang dijatuhi hukuman mati oleh rajam setelah dituduh perzinahan di Iran, Somalia, Afghanistan, Sudan, Mali dan Pakistan. [163] [164] [165] [166] [167] [168] [169] [170] [171] Praktek seperti pembunuhan demi kehormatan dan rajam terus didukung oleh para politisi utama dan pejabat lainnya di beberapa negara. Di Pakistan , setelah pembunuhan kehormatan Balochistan 2008di mana lima wanita dibunuh oleh anggota suku Umrani dari Balochistan , Menteri Federal Pakistan untuk Layanan Pos Israr Ullah Zehri membela praktik tersebut; ia berkata: [172] “Ini adalah tradisi yang sudah berumur berabad-abad, dan saya akan terus mempertahankannya. Hanya mereka yang menuruti tindakan tidak bermoral yang harus takut.” [173] Kekerasan seksual Artikel utama: Perkosaan di rumah tangga Masalah yang menjadi perhatian serius terkait perkawinan dan yang menjadi objek pengawasan internasional adalah kekerasan seksual dalam perkawinan . Sepanjang sebagian besar sejarah, di sebagian besar budaya, seks dalam pernikahan dianggap sebagai ‘hak’, yang dapat diambil dengan paksa (seringkali oleh pria dari wanita), jika ‘ditolak’. Ketika konsep hak asasi manusia mulai berkembang pada abad ke-20, dan dengan kedatangan feminisme gelombang kedua , pandangan semacam itu menjadi kurang luas dipegang. [ rujukan? ] Konsep hukum dan sosial perkosaan dalam perkawinan telah berkembang di sebagian besar negara industri pada pertengahan hingga akhir abad ke-20; di banyak bagian lain dunia ini tidak diakui sebagai bentuk pelecehan, secara sosial atau secara hukum. Beberapa negara di Eropa Timur dan Skandinavia menjadikan perkosaan dalam perkawinan ilegal sebelum tahun 1970, dan negara-negara lain di Eropa Barat dan dunia Barat berbahasa Inggris melarangnya pada 1980-an dan 1990-an. Di Inggris dan Wales , perkosaan dalam pernikahan dibuat ilegal pada tahun 1991. Meskipun perkosaan dalam pernikahan semakin dikriminalisasi di negara-negara berkembangjuga, ideologi budaya, agama, dan tradisional tentang “hak suami-istri” tetap sangat kuat di banyak bagian dunia; dan bahkan di banyak negara yang memiliki undang-undang yang memadai terhadap perkosaan dalam pernikahan, undang-undang ini jarang ditegakkan. [ rujukan? ] Terlepas dari masalah pemerkosaan yang dilakukan terhadap pasangan seseorang, perkawinan, di banyak bagian dunia, terkait erat dengan bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya: di beberapa tempat, seperti Maroko , gadis dan wanita yang belum menikah yang diperkosa sering dipaksa oleh keluarga mereka untuk menikahi pemerkosa mereka. Karena menjadi korban perkosaan dan kehilangan keperawanan membawa stigma sosial yang ekstrem, dan para korban dianggap memiliki “reputasi” mereka ternoda, pernikahan dengan pemerkosa diatur. Ini diklaim menguntungkan kedua korban – yang tidak tetap tidak menikah dan tidak kehilangan status sosial – dan pemerkosa, yang menghindari hukuman. Pada 2012, setelah seorang gadis Maroko berusia 16 tahun melakukan bunuh dirisetelah dipaksa oleh keluarganya untuk menikahi pemerkosa dan terus mengalami pelecehan lebih lanjut oleh pemerkosa setelah mereka menikah, telah ada protes dari aktivis terhadap praktik ini yang umum di Maroko. [174] Di beberapa masyarakat, kepentingan sosial dan keagamaan yang sangat tinggi dari kesetiaan perkawinan, terutama kesetiaan perempuan, telah mengakibatkan kriminalisasi perzinahan, seringkali dengan hukuman keras seperti rajam atau cambuk ; serta keringanan hukuman terhadap kekerasan yang terkait dengan perselingkuhan (seperti pembunuhan demi kehormatan ). [175] Pada abad ke-21, hukum pidana terhadap perzinaan telah menjadi kontroversial dengan organisasi internasional yang menyerukan penghapusan mereka. [176] [177] Penentang undang-undang perzinaan berpendapat bahwa undang-undang ini merupakan kontributor utama diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan, karena mereka ditegakkan secara selektif sebagian besar terhadap perempuan; bahwa mereka mencegah perempuan untuk melaporkankekerasan seksual ; dan bahwa mereka mempertahankan norma sosial yang membenarkan kejahatan kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan oleh suami, keluarga dan masyarakat. Pernyataan Bersama oleh Kelompok Kerja PBB tentang diskriminasi terhadap perempuan dalam hukum dan dalam praktiknya menyatakan bahwa “Perzinaan sebagai pelanggaran pidana melanggar hak asasi perempuan”. [177] Beberapa organisasi hak asasi manusia berpendapat bahwa kriminalisasi perzinaan juga melanggar perlindungan yang diakui secara internasional untuk kehidupan pribadi, karena itu merupakan gangguan sewenang-wenang dengan privasi individu, yang tidak diizinkan berdasarkan hukum internasional. [178] Hukum, hak asasi manusia dan status gender Undang-undang seputar pernikahan heteroseksual di banyak negara telah berada di bawah pengawasan internasional karena mereka bertentangan dengan standar internasional hak asasi manusia ; melembagakan kekerasan terhadap perempuan , pernikahan anak dan pernikahan paksa ; mensyaratkan izin seorang suami agar istrinya bekerja di pekerjaan yang dibayar, menandatangani dokumen hukum, mengajukan tuntutan pidana terhadap seseorang, menuntut di pengadilan sipil, dll .; sanksi penggunaan oleh suami kekerasan untuk “mendisiplinkan” istri mereka; dan mendiskriminasi perempuan dalam perceraian. [179] [180] [181] Hal-hal semacam itu legal bahkan di banyak negara Barat hingga baru-baru ini: misalnya, di Perancis , wanita yang sudah menikah memperoleh hak untuk bekerja tanpa izin suami pada tahun 1965, [182] [183] [184] dan di Jerman Barat wanita memperoleh hak ini di 1977 (sebagai perbandingan wanita di Jerman Timur memiliki lebih banyak hak). [185] [186] Di Spanyol , selama era Franco, seorang wanita yang sudah menikah membutuhkan persetujuan suaminya, yang disebut perkawinan permiso , untuk hampir semua kegiatan ekonomi, termasuk pekerjaan, kepemilikan properti, dan bahkan bepergian jauh dari rumah; yang Permiso perkawinan dihapuskan pada tahun 1975.[187] Pengajuan mutlak seorang istri kepada suaminya diterima sebagai hal yang wajar di banyak bagian dunia, misalnya survei oleh UNICEF telah menunjukkan bahwa persentase wanita berusia 15-49 tahun yang berpikir bahwa seorang suami dibenarkan dalam memukul atau memukuli istrinya di bawah keadaan tertentu mencapai 90% di Afghanistan dan Yordania, 87% di Mali, 86% di Guinea dan Timor-Leste, 81% di Laos, 80% di Republik Afrika Tengah. [188] Hasil terperinci dari Afghanistan menunjukkan bahwa 78% wanita setuju dengan pemukulan jika istrinya “pergi tanpa memberi tahu dia [suaminya]” dan 76% setuju “jika dia berselisih dengannya”. [189] Sepanjang sejarah, dan sampai sekarang masih di banyak negara, undang-undang telah mengatur untuk meringankan keadaan , pertahanan sebagian atau seluruhnya, bagi pria yang membunuh istri mereka karena perzinahan, dengan tindakan seperti itu sering dilihat sebagai kejahatan hasrat dan dilindungi oleh pembelaan hukum seperti provokasi atau membela kehormatan keluarga . [190] Hak dan kemampuan untuk bercerai Sementara hukum dan konvensi internasional mengakui perlunya persetujuan untuk memasuki pernikahan – yaitu bahwa orang tidak dapat dipaksa untuk menikah melawan kehendak mereka – hak untuk mendapatkan perceraian tidak diakui; Oleh karena itu, menahan seseorang dalam perkawinan yang bertentangan dengan kehendaknya (jika orang tersebut telah setuju untuk masuk ke dalamnya) tidak dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia, dengan masalah perceraian dibiarkan karena penghargaan dari masing-masing negara. The European Court of Human Rights telah berulang kali memutuskan bahwa di bawah Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia tak ada hak untuk berlaku untuk perceraian, atau hak untuk memperoleh perceraian jika diterapkan untuk itu; pada tahun 2017, di Babiarz v. Polandia , Pengadilan memutuskan bahwa Polandia berhak menolak perceraian karenaalasan perceraian tidak terpenuhi, bahkan jika pernikahan tersebut diakui baik oleh pengadilan Polandia dan oleh ECHR sebagai fiksi hukum yang melibatkan pemisahan jangka panjang di mana suami tinggal dengan wanita lain dengan siapa ia memiliki 11 tahun- anak tua. [191] Di UE, negara terakhir yang mengizinkan perceraian adalah Malta , pada 2011 . Di seluruh dunia, satu-satunya negara yang melarang perceraian adalah Filipina dan Kota Vatikan , [192] meskipun dalam praktiknya di banyak negara yang menggunakan sistem perceraian berbasis kesalahan untuk mendapatkan perceraian sangat sulit. Kemampuan untuk bercerai, dalam hukum dan praktik, telah dan terus menjadi masalah kontroversial di banyak negara, dan wacana publik melibatkan berbagai ideologi seperti feminisme, konservatisme sosial, interpretasi agama. [193] Mas kawin dan pengantin wanita Poster anti-mas kawin di Bangalore, India . Dalam beberapa tahun terakhir, kebiasaan mahar dan harga pengantin telah menerima kritik internasional karena menghasut konflik antara keluarga dan klan; berkontribusi terhadap kekerasan terhadap perempuan ; mempromosikan materialisme; meningkatnya kejahatan properti (di mana pria mencuri barang-barang seperti sapi untuk dapat membayar harga pengantin); dan mempersulit orang miskin untuk menikah. Juru kampanye hak-hak perempuan Afrika menganjurkan penghapusan harga pengantin, yang menurut mereka didasarkan pada gagasan bahwa perempuan adalah bentuk properti yang dapat dibeli. [194] Harga pengantin perempuan juga dikritik karena berkontribusi pada perdagangan anak karena orang tua yang miskin menjual anak perempuan mereka kepada lelaki tua yang kaya. [195]Seorang perwira senior Papua Nugini menyerukan penghapusan harga pengantin dengan alasan bahwa itu adalah salah satu alasan utama penganiayaan wanita di negara itu. [196] Praktek kebalikan dari mas kawin telah dikaitkan dengan tingkat kekerasan yang tinggi (lihat kematian Dowry ) dan kejahatan seperti pemerasan . [197] Anak-anak lahir di luar nikah Informasi lebih lanjut: Legitimasi (hukum keluarga) The Outcast , oleh Richard Redgrave , 1851. Seorang patriark melemparkan putrinya dan bayinya yang tidak sah keluar dari rumah keluarga. Persentase kelahiran untuk wanita yang belum menikah, negara-negara tertentu, 1980 dan 2007. [198] Secara historis, dan masih di banyak negara, anak-anak yang lahir di luar nikah menderita stigma dan diskriminasi sosial yang parah. Di Inggris dan Wales, anak-anak seperti itu dikenal sebagai bajingan dan pelacur . Ada perbedaan yang signifikan antara wilayah dunia dalam hal posisi sosial dan hukum kelahiran non-nikah, mulai dari yang diterima sepenuhnya dan tidak kontroversial hingga sangat distigmatisasi dan didiskriminasi. [199] [200] Konvensi Eropa 1975 tentang Status Hukum Anak yang Lahir dari Wedlock melindungi hak anak yang lahir dari orang tua yang belum menikah. [201] Konvensi tersebut menyatakan, antara lain, bahwa: “Ayah dan ibu seorang anak yang lahir di luar nikah memiliki kewajiban yang sama untuk memelihara anak itu seolah-olah ia dilahirkan di luar nikah” dan bahwa “Seorang anak yang lahir di luar nikah akan memiliki hak suksesi yang sama di tanah milik ayahnya dan ibunya dan dari anggota keluarga ayah atau ibunya, seolah-olah ia dilahirkan di pernikahan. ” [202] Sementara di sebagian besar negara-negara Barat ketidaksetaraan hukum antara anak-anak yang lahir di dalam dan di luar pernikahan sebagian besar telah dihapuskan, ini tidak terjadi di beberapa bagian dunia. Status hukum seorang ayah yang belum menikah sangat berbeda dari satu negara ke negara lain. Tanpa pengakuan formal sukarela dari anak oleh ayah, dalam banyak kasus ada kebutuhan proses hukum untuk membangun ayah . Namun di beberapa negara, hidup bersama pasangan suami istri yang tidak menikah untuk jangka waktu tertentu memang menciptakan anggapan ayah yang mirip dengan perkawinan formal. Inilah yang terjadi di Australia. [203] Dalam situasi apa tindakan ayah bisa dimulai, hak dan tanggung jawab ayah begitu ayah ditetapkan (apakah ia bisa mendapatkan tanggung jawab orang tua dan apakah ia bisa dipaksa untuk mendukung anak)) serta posisi hukum seorang ayah yang secara sukarela mengakui anak, sangat bervariasi menurut yurisdiksi. Situasi khusus muncul ketika seorang wanita yang sudah menikah memiliki anak oleh seorang pria selain suaminya. Beberapa negara, seperti Israel , menolak untuk menerima tantangan hukum paternitas dalam keadaan seperti itu, untuk menghindari stigmatisasi anak (lihat Mamzer , konsep di bawah hukum Yahudi ). Pada 2010, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa memutuskan mendukung seorang pria Jerman yang telah menjadi ayah kembar dengan seorang wanita yang sudah menikah, memberinya hak untuk melakukan kontak dengan si kembar, terlepas dari kenyataan bahwa ibu dan suaminya telah melarangnya untuk melihat anak-anak. . [204] Langkah-langkah yang harus diambil oleh seorang ayah yang belum menikah untuk mendapatkan hak atas anaknya berbeda-beda di setiap negara. Di beberapa negara (seperti Inggris – sejak 2003 di Inggris dan Wales, 2006 di Skotlandia, dan 2002 di Irlandia Utara) sudah cukup bagi ayah untuk terdaftar dalam akta kelahiran baginya untuk memiliki hak orang tua; [205] di negara-negara lain, seperti Irlandia, hanya terdaftar di akta kelahiran tidak menawarkan hak apa pun, langkah hukum tambahan harus diambil (jika ibu setuju, orang tua dapat keduanya menandatangani “deklarasi undang-undang”, tetapi jika ibu tidak setuju, ayah harus melamar ke pengadilan). [206] Anak-anak yang lahir di luar pernikahan telah menjadi lebih umum, dan di beberapa negara, mayoritas. Data terbaru dari Amerika Latin menunjukkan angka untuk melahirkan anak yang tidak menikah menjadi 74% untuk Kolombia , 69% untuk Peru , 68% untuk Chili , 66% untuk Brasil , 58% untuk Argentina , 55% untuk Meksiko . [207] [208] Pada 2012, di Uni Eropa , 40% kelahiran di luar nikah, [209] dan di Amerika Serikat, pada 2013, angkanya serupa, yaitu 41%. [210] Di Inggris, 48% kelahiran adalah untuk wanita yang belum menikah pada 2012; di Irlandiaangkanya 35%. [209] Selama paruh pertama abad ke-20, wanita yang belum menikah di beberapa negara Barat dipaksa oleh pihak berwenang untuk menyerahkan anak-anak mereka untuk diadopsi . Ini khususnya terjadi di Australia, melalui adopsi paksa di Australia , dengan sebagian besar adopsi ini terjadi antara tahun 1950-an dan 1970-an. Pada 2013, Julia Gillard , Perdana Menteri Australia saat itu, menawarkan permintaan maaf nasional kepada mereka yang terkena dampak adopsi paksa. [211] [212] Beberapa pasangan menikah memilih untuk tidak memiliki anak . Yang lain tidak dapat memiliki anak karena infertilitas atau faktor lain yang mencegah pembuahan atau melahirkan anak. Dalam beberapa budaya, pernikahan membebankan kewajiban pada wanita untuk melahirkan anak. Di Ghana utara , misalnya, pembayaran nikah menandakan kebutuhan wanita untuk memiliki anak, dan wanita yang menggunakan alat kontrasepsi menghadapi ancaman substansial dari pelecehan fisik dan pembalasan. [213] Agama “ Pernikahan adalah penyatuan dua nama keluarga yang berbeda, dalam persahabatan dan cinta, untuk melanjutkan keturunan keturunan bijak, dan untuk melengkapi mereka yang akan memimpin pengorbanan ke surga dan bumi, pada mereka yang berada di kuil leluhur, dan di mereka yang berada di altar untuk roh-roh tanah dan biji-bijian. ” –  Konfusius , [214] Informasi lebih lanjut: Agama dan perceraian Agama berkembang dalam milieux geografis dan sosial tertentu. [215] Tidak mengherankan, sikap dan praktik keagamaan yang berkaitan dengan pernikahan dapat bervariasi. Ajaran agama arus utama termasuk, sebagai aturan, resep tegas untuk pernikahan, membangun baik ritual dan aturan perilaku. [ rujukan? ] Agama-agama Ibrahim Penggambaran Rembrandt tentangpesta pernikahan Samson Iman Bahá’í The Baha’i Faith mendorong perkawinan dan memandangnya sebagai ikatan yang saling memperkuat, tetapi tidak wajib. Sebuah pernikahan Baha’i membutuhkan beberapa untuk memilih satu sama lain, dan kemudian mendapatkan persetujuan dari semua orang tua yang hidup. [216] Kekristenan Memahkotai selama Perayaan Suci di Gereja Katolik Siro-Malabar , Gereja Katolik Timur dan bagian dari komunitas Kristen Saint Thomas di India Artikel utama: pandangan Kristen tentang pernikahan Informasi lebih lanjut: Pernikahan § Kebiasaan Kristen Pernikahan Kristen di Kyoto , Jepang Upacara pernikahan ortodoks Rusia Kekristenan modern mendasarkan pandangannya pada pernikahan berdasarkan ajaran Yesus dan Rasul Paulus . [217] Pada 2015 banyak [ mengukur ] Kristen denominasi menganggap pernikahan sebagai sakramen , lembaga suci, atau perjanjian . [218] Namun, ini tidak terjadi di Gereja Katolik Roma sebelum Dewan 1184 Verona secara resmi mengakui hal itu. [219] [220] Sebelum itu, tidak ada ritual khusus yang ditentukan untuk merayakan pernikahan: “Sumpah pernikahan tidak harus dipertukarkan di gereja, juga tidak diperlukan kehadiran pendeta. Pasangan bisa bertukar persetujuan di mana saja, kapan saja.”[220] [221] Gereja hanya secara resmi mengakui persatuan dan itu diselesaikan dengan pasangan itu bersama-sama mengambil Komuni Kudus. [222] [ sumber yang lebih baik dibutuhkan ] Keputusan tentang pernikahan Dewan Katolik Roma Trent (sesi kedua puluh empat tahun 1563) membuat validitas pernikahan bergantung pada pernikahan yang terjadi di hadapan seorang imam dan dua saksi. [220] [223] Tidak adanya persyaratan izin orang tua mengakhiri perdebatan yang berlangsung sejak abad ke-12. [223] [224] Dalam kasus perceraian sipil , pasangan yang tidak bersalah memiliki dan tidak memiliki hak untuk menikah lagi sampai kematian pasangan lainnya mengakhiri pernikahan yang masih berlaku, bahkan jika pasangan lainnya bersalah karena perzinaan. [223] Gereja Kristen melakukan pernikahan di narthex gereja sebelum abad ke-16, ketika penekanannya adalah pada kontrak pernikahan dan pertunangan. Selanjutnya, upacara pindah ke dalam sakristi gereja. [220] [225] Orang-orang Kristen sering [ dihitung ] menikah karena alasan agama, mulai dari mengikuti perintah Alkitab untuk “seorang pria meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, dan keduanya akan menjadi satu”, [Kej. 2:24] [226] untuk mengakses rahmat Ilahi dari Sakramen Katolik Roma . [227] Umat ​​Katolik , Ortodoks Timur , serta banyak Anglikan dan Methodis , menganggap pernikahan yang disebut perkawinan suci sebagai ekspresi rahmat ilahi , [228] disebut sakramen dan misteri dalam dua tradisi Kristen pertama. Dalam ritual Barat , para menteri sakramen adalah pasangannya sendiri, dengan seorang uskup , imam , atau diaken hanya menyaksikan persatuan atas nama Gereja dan memberkatinya. Di gereja-gereja ritual Timur, uskup atau imam berfungsi sebagai menteri Misteri Suci yang sebenarnya; Diakon Ortodoks Timur mungkin tidak melakukan pernikahan. Orang Kristen Barat umumnya menyebut pernikahan sebagai panggilan , sementara orang Kristen Timur menganggapnya sebagai penahbisan dan kesyahidan , meskipun penekanan teologis yang diindikasikan dengan berbagai nama tidak dikecualikan oleh ajaran-ajaran dari kedua tradisi tersebut. [ meragukan – mendiskusikan ] Pernikahan biasanya dirayakan dalam konteks pelayanan Ekaristi ( Misa pernikahan atau Liturgi Ilahi ). Sakramen pernikahan menunjukkan hubungan antara Kristus dan Gereja. [Ef. 5: 29–32] The Katolik Roma tradisi 12 dan 13 abad didefinisikan pernikahan sebagai sakramen ditahbiskan oleh Allah, [217] menandakan pernikahan mistik Kristus Gereja-Nya. [229] Perjanjian matrimonial, di mana seorang pria dan seorang wanita membangun di antara mereka sendiri kemitraan dari seluruh kehidupan, pada dasarnya diatur untuk kebaikan pasangan dan prokreasi dan pendidikan keturunan; perjanjian antara orang-orang yang dibaptis ini telah dibangkitkan oleh Kristus, Tuhan, demi martabat sakramen. [230] Bagi orang Kristen Katolik dan Metodis, cinta timbal balik antara suami dan istri menjadi citra cinta abadi yang dengannya Allah mencintai manusia. [231] Di Gereja United Methodist , perayaan Holy Matrimony idealnya terjadi dalam konteks Ibadah, yang mencakup perayaan Ekaristi. [228]Demikian juga, perayaan pernikahan antara dua umat Katolik biasanya terjadi selama perayaan liturgi umum Misa Kudus, karena hubungan sakramentalnya dengan kesatuan misteri Paskah Kristus (Komuni). Pernikahan sakramental menganugerahkan ikatan abadi dan eksklusif antara pasangan. Sesuai dengan sifatnya, institusi pernikahan dan cinta suami istri diperintahkan untuk prokreasi dan pengasuhan anak. Pernikahan menciptakan hak dan kewajiban di Gereja antara pasangan dan terhadap anak-anak mereka: “[e] membatalkan pernikahan dengan tujuan tidak pernah memiliki anak adalah kesalahan besar dan kemungkinan besar alasan pembatalan”. [232] Menurut Katolik Roma saat iniundang-undang, keturunan dari hubungan yang dibatalkan dianggap sah. Orang-orang yang menikah lagi secara sipil yang secara sipil menceraikan pasangan hidup dan sah tidak terpisah dari Gereja, tetapi mereka tidak dapat menerima Komuni Ekaristi. [233] Perceraian dan pernikahan kembali , meskipun umumnya tidak dianjurkan, dianggap berbeda oleh masing-masing denominasi Kristen. Sebagian besar Gereja Protestan memungkinkan orang untuk menikah lagi setelah perceraian, sementara yang lain membutuhkan pembatalan . The Gereja Ortodoks Timur memungkinkan perceraian untuk sejumlah alasan, dan dalam teori, tetapi biasanya tidak dalam prakteknya, mensyaratkan bahwa pernikahan setelah perceraian menjadi dirayakan dengan nada penyesalan. Sehubungan dengan pernikahan antara seorang Kristen dan seorang penyembah berhala, Gereja mula-mula “kadang-kadang mengambil pandangan yang lebih lunak, dengan menyebut apa yang disebut hak istimewa Paulus untuk pemisahan yang diizinkan (1 Kor. 7) sebagai alasan yang sah untuk memungkinkan orang yang bertobat untuk menceraikan pasangan kafir dan kemudian menikahi seorang Kristen. ” [234] The Gereja Katolik menganut pengasingan dari Yesus di Matius , 19: 6 bahwa pasangan menikah yang telah terwujud pernikahan mereka “. Bukan lagi dua, melainkan satu Oleh karena itu, apa yang telah bergabung Tuhan bersama-sama, tidak ada manusia harus memisahkan.” [235] Konsekuensinya, Gereja Katolik memahami bahwa sama sekali tanpa wewenang untuk mengakhiri pernikahan yang sah secara sakramental dan disempurnakan, dan Codex Iuris Canonici ( Kode Hukum Canon 1983 ) menegaskan hal ini dalam Kanon 1055-7. Secara khusus, Canon 1056 menyatakan bahwa “sifat penting dari pernikahan adalah persatuan dan ketidakberpihakan ; dalam perkawinan hristian [C] mereka memperoleh perbedaanketegaran dengan alasan sakramen. ” [236] Canon 1057, §2 menyatakan bahwa pernikahan adalah” perjanjian yang tidak dapat dibatalkan “. [237] Karena itu, perceraian pernikahan semacam itu adalah ketidakmungkinan metafisik, moral, dan legal. Namun, Gereja memiliki wewenang untuk membatalkan perkawinan “perkawinan” dengan menyatakan bahwa perkawinan tersebut tidak sah sejak awal, yaitu menyatakan bahwa perkawinan itu tidak akan terjadi dan tidak pernah menjadi perkawinan, dalam prosedur pembatalan , [238] yang pada dasarnya adalah fakta- upaya menemukan dan menyatakan fakta. Untuk denominasi Protestan , tujuan pernikahan termasuk persahabatan intim, membesarkan anak-anak, dan saling mendukung bagi kedua pasangan untuk memenuhi panggilan hidup mereka. Sebagian besar orang Kristen Reformed tidak m…

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai